15 Pesepakbola Iran Terbaik Sepanjang Masa

Iran adalah salah satu negara dengan kultur sepakbola terkuat di Asia. Negara ini sudah beberapa kali mengikuti Piala Dunia, tiga kali menjuarai Asian Games, dan tiga kali meraih trofi Piala Asia. Tak hanya itu, Iran juga telah melahirkan beberapa pesepakbola terbaik yang pernah berkompetisi di Liga Eropa, seperti Ali Daei, Ali Karimi, dan Javad Nekounam.

Siapakah pesepakbola Iran terhebat sepanjang masa? Inilah topik yang akan kami bahas secara mendetail dalam artikel IlmuBola kali ini. Di sini, kami menyajikan profil singkat 15 pemain bola Iran yang memiliki prestasi membanggakan. Di antara semua nama dalam daftar ini, yang manakah pemain favorit Anda? 

15. Ashkan Dejagah


Ashkan Dejagah adalah salah satu pemain Iran yang tampil paling konsisten di Liga Eropa. Pemain ini mengawali karirnya sebagai pesepakbola profesional di Liga Jerman pada tahun 2004 bersama Hertha BSC II. Penampilannya makin menanjak ketika ia pindah ke Wolfsburg pada tahun 2007, dan kemudian membantu klub ini menjuarai Bundesliga musim 2008-09. Sebelum bermain untuk timnas Iran di tahun 2012, Dejagah sempat bergabung bersama timnas Jerman U-21.


14. Ahmad Reza Abedzadeh


Ahmad Reza Abedzadeh adalah salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah bermain untuk timnas Iran. Kehebatannya hanya bisa disaingi oleh kiper legendaris Naser Hejazi. Abedzadeh membela negaranya selama 11 tahun, dari tahun 1987 hingga 1998. Ia merupakan kiper utama timnas Iran dalam Piala Dunia 1998 dan dianggap menunjukkan performa yang cukup baik dalam turnamen tersebut. Di level klub, ia lima kali menjuarai Liga Iran bersama Persepolis FC.


13. Vahid Hashemian

Berposisi sebagai seorang striker, Vahid Hashemian menghabiskan sebagian besar karir profesionalnya bermain di Liga Jerman. Ia juga memenangkan satu gelar Bundesliga ketika bermain untuk Bayern Munich di musim 2004-05, walaupun ia lebih banyak digunakan sebagai pemain cadangan. Karirnya bersama timnas Iran juga cukup bagus, di mana Hashemian memenangkan satu gelar Asian Games 1998 serta menjadi striker utama negara ini dalam Piala Dunia 2006.


12. Khodadad Azizi

Prestasi individu terbaik Khodadad Azizi adalah ketika terpilih sebagai pesepakbola Asia terbaik tahun 1996, menyusul kesuksesannya membantu Iran menjadi juara ketiga dalam turnamen Piala Asia. Penampilan gemilangnya membuat FC Koln merekrut Azizi pada tahun 1997. Selama tiga musim bermain untuk klub tersebut, Azizi mencetak 10 gol dalam 50 penampilan. Ia pensiun dari timnas Iran pada tahun 2006, dengan total catatan 11 gol dari 47 penampilan.


11. Farhad Majidi


Farhad Majidi dikenal sebagai salah satu gelandang menyerang terbaik yang pernah bermain untuk timnas Iran. Karirnya cukup bersinar di Iran dan Uni Emirat Arab, di mana Farhad tiga kali memenangkan memenangkan Liga Iran (bersama Esteghlal FC) dan satu kali menjuarai Liga Champions Asia (bersama Al-Ain). Prestasi individual terbaiknya ia raih di tahun 2010, di mana ia menjadi runner-up Asian Footballer of the Year.


10. Gholam Hossein Mazloumi


Mazloumi adalah seorang striker yang bermain dalam periode 1965-1978. Catatan golnya untuk timnas Iran cukup impresif, di mana ia berhasil mencetak 37gol dari 48 pertandingan. Sepanjang karirnya, Mazloumi mempersembahkan tiga gelar bergengsi untuk negaranya: dua trofi Piala Asia dan satu trofi Asian Games. Ia juga dua musim berturut-turut menjadi top skorer Liga Iran di tahun 1974 dan 1975 ketika bermain untuk Shahbaz.


9. Hossein Kaebi

Berposisi sebagai seorang bek kanan, Hossein Kaebi sempat merasakan karir bermain di Liga Inggris bersama Leicester City. Ia dikenal sebagai seorang defender dengan penampilan yang konsisten dan menjadi pemain inti timnas Iran selama sembilan tahun, dari tahun 2002 hingga 2011. Tak hanya tangguh dalam bertahan, Kaebi juga cukup sering naik membantu penyerangan. Penampilan terbaiknya terjadi di Piala Dunia 2006 dalam pertandingan melawan Portugal, di mana Kaebi mampu menghentikan aksi dua gelandang sayap terbaik dunia, Luis Figo dan Cristiano Ronaldo.


8. Farshad Pious

Farshad Pious adalah top skorer sepanjang masa Persepolis F.C., salah satu klub terbesar di Liga Iran. Selama bermain untuk klub tersebut selama 11 tahun, ia mencetak 153 gol dalam 211 penampilan. Tak hanya itu, Pious juga tujuh kali menjadi top skorer Liga Iran. Ia sempat satu tahun bermain di Liga Qatar dan menjadi top skorer di turnamen tersebut. Selama membela negaranya dalam periode 1984-1994, Pious mencetak 19 gol dari 35 pertandingan.


7. Javad Nekounam


Berposisi sebagai seorang gelandang tengah, Nekounam bisa disebut sebagai pemain Iran terbaik yang pernah bermain di Liga Spanyol. Ia bergabung bersama Osasuna dari tahun 2006 hingga 2012, tampil dalam 149 pertandingan dan mencetak 24 gol. Tak hanya itu, selama bermain untuk Osasuna ia juga terpilih sebagai Player and Midfielder of the Year versi Football Iran News & Events. Nekounam dipercaya tampil sebagai kapten Iran sejak tahun 2009, menggantikan sosok Mehdi Mahdavikia.


6. Naser Hejazi


Hejazi sering disebut oleh banyak pengamat sepakbola sebagai kiper Asia terbaik sepanjang masa. Ia menjadi pilihan pertama skuad Iran dari tahun 1968 hingga 1980, memenangkan dua trofi Piala Asia dan satu gelar Asian Games. Karena karismanya yang besar dan penampilannya yang brilian, Hejazi dijuluki dengan nama "the legendary goalkeeper" oleh suporter timnas Iran. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai pelatih dan nyaris dicalonkan menjadi salah satu kandidat presiden Iran dalam pemilu 2005.


5. Karim Bagheri


Sepanjang karirnya, Karim Bagheri dikenal sebagai seorang pemain dengan tendangan jarak jauh yang luar biasa. Ia sering mencetak gol-gol indah melalui tendangan bebas ataupun dari tendangan dari luar kotak penalti. Selain menghabiskan sebagian besar karirnya bersama Persepolis, Bagheri juga sempat bermain di Liga Eropa bersama Arminia Bielefeld dan Charlton Athletic. Ia mewakili negaranya dalam 87 pertandingan internasional dan total mencetak 50 gol.


4. Ali Parvin


Tak mungkin membicarakan dunia sepakbola Iran tanpa menyebut nama Ali Parvin. Ia adalah seorang gelandang legendaris yang bermain dari tahun 1965 hingga 1988, dijuluki dengan nama "Soltan" (sang raja) karena kehebatannya sebagai pesepakbola yang tidak tertandingi. Sepanjang karirnya, Parvin membantu negaranya memenangkan dua trofi Piala Asia, satu trofi Asian Games, dan membawa negaranya tampil di Piala Dunia 1978. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai pelatih, dan hingga saat ini dianggap sebagai salah satu pelatih tersukses di Iran.


3. Ali Karimi


Cepat dan berteknik tinggi. Ali Karimi adalah seorang gelandang menyerang yang skillnya bisa disetarakan dengan pesepakbola Amerika Latin. Karena tekniknya yang tinggi, ia kerap dijuluki sebagai "Maradona dari Asia." Tak hanya memiliki skill dribbling dan passing yang luar biasa, Karimi juga sangat produktif dalam mencetak gol. Karir terbaiknya terjadi di tahun 2004, di mana ia dianugerahi gelar sebagai Asian Footballer of the Year. Selama 15 tahun bermain untuk timnas Iran, Karimi mencetak 38 gol dari 127 penampilan.


2. Mehdi Mahdavikia


Berposisi sebagai bek kanan, Mehdi Mahdavikia dianggap sebagai salah satu defender terbaik di Asia. Ia tak hanya lugas dalam bertahan, namun juga berkontribusi besar dalam penyerangan tim. Mahdivikia juga dipercaya menjadi kapten timnas Iran dari tahun 2006 hingga 2009, menggantikan posisi Ali Daei. Tak hanya itu, ia juga melewatkan karir yang cukup gemilang di Liga Jerman bersama Hamburger SV, di mana ia memenangkan satu gelar DFB-Ligapokal dan satu Piala Intertoto. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai Asian Footballer of the Year tahun 2003 dan dinobatkan sebagai bek Bundesliga terbaik musim 2002-03 versi majalah Kicker.


1. Ali Daei


Tak bisa dibantah, Ali Daei adalah sosok yang paling pantas menyandang gelar sebagai pesepakbola Iran terbaik sepanjang masa. Ia memegang rekor jumlah caps terbanyak sekaligus menjadi top skorer sepanjang masa timnas Iran dengan total 109 gol dari 149 penampilan. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai pesepakbola terbaik Asia tahun 1999 dan dua kali meraih penghargaan Top Goalscorer of the Year versi IFFHS. Di level klub, Daei memenangkan banyak gelar, di antaranya tiga gelar Liga Iran (bersama Persepolis dan Saipa) serta satu gelar Bundesliga (bersama Bayern Munich).

15 Pemain Terbaik Torino Dalam Sejarah Sepakbola

Berbicara tentang sejarah sepakbola Italia, tak mungkin kita melupakan nama Torino. Klub yang bermarkas di kota Turin ini mengukir prestasi yang cukup membanggakan di persepakbolaan Eropa, terutama di tahun 1940-an di mana mereka lima kali berturut-turut menjuarai Serie A. Generasi yang disebut sebagai "Il Grande Torino" tersebut bahkan dianggap sebagai salah satu tim terkuat dalam sejarah sepakbola.

Saat ini, Torino merupakan salah satu kuda hitam di kompetisi Liga Italia. Mereka telah melahirkan beberapa pesepakbola hebat yang menjadi tulang punggung timnas Italia, serta beberapa kali mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan. Pertanyaannya, siapakah pesepakbola Torino terbaik sepanjang masa? Temukan jawabannya dalam artikel IlmuBola berikut!


15. Gianluigi Lentini

Gianluigi Lentini adalah seorang gelandang sayap Italia yang secara langsung dibesarkan oleh Youth Academy Torino. Ia mencatat sejarah sebagai pemain termahal dunia ketika dibeli oleh AC Milan dari Torino pada tahun 1992 dengan nilai transfer 13 juta poundsterling. Walaupun penampilannya cenderung merosot setelah memecahkan rekor tersebut, Lentini adalah salah satu bukti bahwa Torino adalah sebuah tim yang mampu menghasilkan pemain-pemain yang menjadi incaran klub-klub besar Eropa.


14. Enzo Scifo

Enzo Scifo adalah seorang gelandang menyerang yang dianggap sebagai salah satu pemain Belgia terbaik sepanjang masa. Walaupun hanya dua tahun bermain untuk Il Toro, ia memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk klub tersebut. Scifo mampu mempersembahkan satu trofi Coppa Italia dan membawa klubnya menjadi finalis Piala UEFA tahun 1992. Selama dua tahun bergabung dengan Torino, Scifo mencetak 20 gol dari 88 penampilan.


13. Walter Casagrande


Sama seperti Enzo Scifo, Casagrande memperkuat Torino hanya selama dua musim di awal 1990-an. Penyerang asal Brazil ini memiliki peran vital dalam membantu klubnya memenangkan Coppa Italia musim 1992-93. Sebelum pindah ke Torino, ia berkolaborasi dengan Socrates di Sao Paulo, membentuk salah satu barisan penyerangan terkuat dalam sejarah Liga Brazil. Selama bermain untuk Torino, Casagrande mencetak 10 gol dalam 47 penampilan.


12. Leovegildo Lins da Gama JĂșnior


Junior adalah seorang pemain serba bisa yang bermain untuk Torino dalam periode 1984-1987. Selain bisa bermain sebagai gelandang, ia juga dapat diposisikan sebagai seorang bek sayap. Junior juga memiliki kaki kiri dan kanan yang sama kuatnya, membuatnya bisa dimainkan di kedua sisi lapangan dengan sangat efektif. Walaupun tidak memenangkan satu trofi pun bersama Torino, Junior memperoleh penghargaan individual sebagai Italian League Player of the Year 1985 ketika bermain untuk klub tersebut.


11. Marco Ferrante

Marco Ferrante dikenal sebagai striker andalan Torino saat klub ini berjuang di kompetisi Serie B. Selama delapan tahun bermain untuk Il Toro, Ferrante mencetak 114 gol dalam 232 penampilan. Ia juga tampil sebagai top skorer Serie B musim 1998-99, dengan total 27 gol. Penampilan gemilang dan konsistensinya dalam mencetak gol membantu Torino meraih promosi ke Serie A dan musim terbaiknya bersama klub ini terjadi di tahun 2001-02, di mana Ferrante berhasil mencetak 10 gol dalam kompetisi.


10. Ciro Immobile


Ciro Immobile adalah striker masa depan Italia. Sebelum bergabung dengan Torino, ia menjadi top skorer Serie B bersama Pescara, dengan catatan 28 gol dari 37 penampilan. Ketika pindah ke Torino di musim 2013-14, ia langsung membuat kejutan dengan menjadi top skorer Serie A, total melesakkan 22 gol dalam 33 pertandingan. Immobile dikenal sebagai seorang striker yang cepat, efektif, dan cerdas. Ia merupakan seorang target-man handal yang sering disamakan dengan sosok Christian Vieri.


9. Mario Rigamonti

Mario Rigamonti adalah bagian dari generasi keemasan Torino di tahun 1940-an yang dikenal dengan nama "Il Grande Torino." Sama seperti hampir semua pemain dalam generasi ini, ia meninggal dalam kecelakaan pesawat tahun 1949 yang dikenal dengan nama "Tragedi Superga." Rigamonti adalah seorang pemain yang lahir di Brescia, bermain sebagai seorang bek tengah, dan bergabung dengan Torino di tahun 1941. Selama bermain untuk klub ini, ia bermain sebanyak 140 kali dan memenangkan empat gelar Serie A berturut-turut.


8. Enrico Annoni


Enrico Annoni adalah seorang bek yang bermain untuk Torino selama empat tahun, mempersembahkan gelar Coppa Italia 1993. Ia dijuluki dengan nama "Tarzan" oleh fans klub ini dan dikenal sebagai seorang defender yang sangat disiplin. Tak hanya bisa bermain sebagai bek tengah, Annoni juga bisa diposisikan sebagai bek sayap ataupun sweeper. Ia pindah dari Torino ke AS Roma pada tahun 1994, sebelum akhirnya bergabung dengan Glasgow Celtic dan mengakhiri karirnya di klub ini pada tahun 1997.


7. Rolando Bianchi

Rolando Bianchi bisa disebut sebagai salah satu striker terbaik Torino di abad ke-21. Ia bergabung dari Manchester City pada tahun 2008, dan selama lima musim bermain untuk Il Toro, Bianchi secara konsisten mencetak gol. Dengan total 77 gol yang dicetaknya dalam 169 penampilan, Bianchi tercatat sebagai top skorer kesepuluh Torino sepanjang masa. Ia meninggalkan klub ini pada tahun 2013 untuk bergabung bersama Bologna.


6. Alessandro Rosina


Rosina dianggap sebagai sosok yang mampu mengembalikan reputasi Torino di persepakbolaan Italia. Berposisi sebagai seorang gelandang menyerang, Rosina memberikan kontribusi yang luar biasa dalam membawa klub ini meraih promosi ke Serie A pada musim 2005-06. Penampilannya yang konsisten membantu Torino bertahan di kasta tertinggi sepakbola Italia tersebut selama tiga tahun berturut-turut. Karena rambutnya yang gundul dan tekniknya yang tinggi, Rosina dijuluki oleh fans Torino dengan nama panggilan "Rosinaldo."


5. Ezio Loik

Ezio Loik adalah salah satu pemain legendaris Torino yang memegang peranan vital dalam tim Il Grande Torino. Berposisi sebagai seorang gelandang, Loik membentuk formasi penyerangan bersama striker Valentino Mazzola yang membantu Torino mendominasi persepakbolaan Italia di tahun 1940-an. Ia berperan besar dalam membantu Il Toro menjuarai lima gelar Serie A berturut-turut. Sayang, karirnya berakhir tragis ketika Loik meninggal dalam tragedi kecelakaan pesawat Superga tahun 1949.


4. Giorgio Ferrini


Berbicara soal loyalitas, Ferrini adalah yang nomor satu dalam sejarah Torino. Ia bermain untuk klub ini selama 16 tahun, dari tahun 1959 hingga 1975. Ferrini juga memegang rekor jumlah penampilan terbanyak sepanjang masa untuk Torino, dengan catatan 566 penampilan. Tak hanya itu, ia juga membantu Torino menjuarai Coppa Italia musim 1970-71. Ferrini merupakan bagian dari timnas Italia yang menjuarai Euro 1968.


3. Francesco Graziani


Cepat, cerdas, dan efektif dalam mencetak gol. Dikenal dengan nama panggilan "Ciccio," Graziani berduet dengan Paolo Pulici dalam periode 1973-1981 dan membantu Torino menjadi salah satu klub paling disegani di Serie A. Selama bermain untuk Il Toro, Graziani mencetak 97 gol dari 221 penampilan. Ia juga menjadi top skorer Serie A di musim 1976-77. Ia pindah ke Fiorentina pada tahun 1981, dan di tahun 1982 menjadi bagian dari timnas Italia yang menjuarai turnamen Piala Dunia.


2. Paolo Pulici


Dengan catatan 172 gol, Pulici adalah top skorer Torino sepanjang masa. Striker asal Italia ini bermain untuk Il Toro dalam periode 1967-1982, mempersembahkan satu gelar Serie A dan satu trofi Coppa Italia. Tak hanya itu, Pulici juga tiga kali menjadi top skorer Serie A. Duetnya bersama Francesco Graziani dikenal sebagai salah satu kombinasi striker terbaik dalam sejarah sepakbola Italia dan berperan besar dalam membantu Torino menjuarai Serie A musim 1975-76.


1. Valentino Mazzola


Karismatik dan bertalenta. Valentino Mazzola adalah pemain yang dipercaya sebagai kapten Il Grande Torino, generasi keemasan Torino yang menjuarai Serie A lima tahun berturut-turut di tahun 1940-an. Berposisi sebagai seorang gelandang menyerang, Mazzola mampu bertahan dan menyerang sama baiknya. Ia juga cukup sering mencetak gol, total membobol gawang lawan sebanyak 118 kali dalam 204 pertandingan. Menilik kontribusi dan skill individunya yang luar biasa, tampaknya sangat pantas menobatkan Mazzola sebagai pemain terbaik Torino sepanjang masa.

15 Pemain Sepakbola Nigeria Terbaik Dalam Sejarah

Selain Ghana, Kamerun, dan Pantai Gading; Nigeria juga dikenal sebagai salah satu negara sepakbola terkuat di benua Afrika. Tim nasional negeri ini telah beberapa kali membuat kejutan di turnamen Piala Dunia dan tiga kali menjuarai Piala Afrika. Tentu saja, generasi terbaik tim sepakbola Nigeria lahir di pertengahan tahun 1990-an, di mana tim ini diperkuat oleh beberapa pemain terbaik seperti Nwankwo Kanu, Taribo West, Jay-Jay Okocha, Daniel Amokachi, dan masih banyak lagi.

Dalam artikel ini, IlmuBola akan menyajikan 15 nama pesepakbola Nigeria terbaik dari masa ke masa. Tak hanya memiliki skill individu yang memukau, mereka juga meraih banyak gelar di level klub dan tim nasional.


15. Taribo West

Taribo West adalah seorang pemain belakang yang bermain untuk timnas Nigeria dalam periode 1994-2002. Selain tangguh, West juga menarik perhatian pengamat dunia sepakbola karena sering memilih gaya rambut yang aneh dan berwarna-warni. Ia pernah bermain untuk berbagai klub Eropa, seperti Auxerre, Inter Milan, Derby County, dan Kaiserslautern. Prestasi terbaiknya adalah membantu timnas Nigeria memenangkan Olimpiade 1996.


14. Shola Ameobi


Shola Ameobi adalah seorang striker yang berkarir selama lebih dari satu dekade di Newcastle United. Ia berduet dengan beberapa penyerang kelas dunia, seperti Alan Shearer, Michael Owen, dan Andy Carroll. Sebelum resmi memperkuat timnas Nigeria, Ameobi sempat bermain untuk timnas Inggris U-23 selama tiga tahun. Prestasi terbaik yang pernah diraih oleh Ameobi di level klub adalah memenangkan Piala Intertoto tahun 2006. 


13. Victor Moses


Sama seperti Ameobi, Victor Moses mengawali karirnya sebagai pesepakbola profesional di Inggris. Ia dikenal sebagai pemain dengan fisik yang kuat, mampu bermain di berbagai posisi lini tengah maupun lini depan. Penampilannya yang gemilang dan usianya yang masih muda membuat Moses diprediksi menjadi salah satu bintang masa depan yang akan bersinar di dunia sepakbola. Sejauh ini, prestasi terbaiknya adalah memenangkan Piala Afrika 2013 bersama timnas Nigeria.


12. Emmanuel Emenike


Emmanuel Emenike mulai mendapat perhatian dari pengamat sepakbola dunia ketika ia bermain untuk sebuah klub Liga Turki, KarabĂŒkspor. Tiga bulan setelah bermain untuk klub tersebut, tepatnya pada bulan Oktober 2009, Emenike mencetak hattrick pertamanya di Liga Eropa. Performanya terus menanjak, membuatnya akhirnya pindah ke klub raksasa Liga Turki, Fenerbahce. Ia memberikan kontribusi yang luar biasa besar untuk timnas Nigeria di Piala Afrika 2013, di mana Emenike berhasil membantu timnya menjuarai sekaligus menjadi top skorer turnamen tersebut.


11. Yakubu Aiyegbeni


Kuat, cepat, dan tangguh. Sosoknya yang sangat kokoh di lini depan membuat Yakubu dijuluki sebagai "The Yak." Ia menghabiskan sebagian besar karir profesionalnya di Liga Inggris, bermain untuk Portsmouth, Middlesbrough, Everton, dan Blackburn Rovers. Sebelumnya, ia bermain dengan cukup gemilang di sebuah klub Liga Israel, Maccabi Haifa. Selama bermain untuk timnas Nigeria dalam periode 2000-2012, Yakubu mencetak 21 gol dalam 57 penampilan.


10. Segun Odegbami

Segun Odegbami merupakan seorang penyerang yang bermain untuk tim Elang Hijau (nama julukan timnas Nigeria) dalam periode 1976-1982. Ia dijuluki dengan nama "Mathematical" karena gaya bermainnya yang penuh perhitungan dan cerdas. Tak hanya itu, julukan tersebut juga didapat karena Odegbami berhasil menyelesaikan pendidikan di sebuah universitas teknik di negaranya. Ia berperan besar dalam memimpin negaranya memenangkan gelar Piala Afrika pertama mereka pada tahun 1980.


9. Obafemi Martins


Cepat, kuat, dan lincah. Obafemi Martins sempat diprediksi menjadi salah satu pemain muda yang akan bersinar di dunia. Sayang, karena sering dilanda cedera, penampilannya menjadi tidak konsisten. Martins meraih banyak gelar selama bermain untuk Inter Milan, Newcastle United, Birmingham City, dan Rubin Kazan; di antaranya satu gelar Serie A, dua Coppa Italia, satu trofi Piala Intertoto, satu Piala Liga Inggris, dan satu Piala Rusia.


8. Finidi George

Bermain sebagai seorang sayap kanan, Finidi George merupakan salah satu pemain kunci Ajax Amsterdam di pertengahan tahun 1990-an. Gelandang ini membantu timnya memenangkan berbagai gelar, baik di level domestik maupun internasional. Selama bermain untuk Ajax, George mempersembahkan tiga gelar Eredivisie, satu trofi Liga Champions, dan satu trofi Piala Super Eropa. Ia juga memimpin negaranya menjuarai Piala Afrika tahun 1994.


7. Daniel Amokachi

Bermain sebagai seorang striker, Amokachi memiliki karakteristik khas pesepakbola Afrika: fisik yang kuat, lari yang cepat, dan tendangan keras. Ia bermain untuk beberapa klub Eropa, seperti Club Brugge, Everton, dan Besiktas. Tak hanya itu, Amokachi juga mempersembahkan medali emas untuk negaranya dalam Olimpiade 1996, mencetak satu gol dalam pertandingan final melawan Argentina. Ia mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional pada tahun 2005 bersama sebuah klub lokal, Nasarawa United.


6. Rashidi Yekini

Dengan total 37 gol yang dicetaknya dalam periode 1984-1998, Rashidi Yekini memegang rekor sebagai top skorer timnas Nigeria sepanjang masa. Karir terbaiknya terjadi dalam periode 1993-1994, di mana Yekini berhasil menjadi top skorer Liga Portugal dengan 34 gol dari 32 penampilan dan terpilih sebagai pesepakbola terbaik Afrika. Tak hanya itu, Yekini juga tercatat sebagai pesepakbola Nigeria pertama yang mencetak gol dalam turnamen Piala Dunia.


5. Joseph Yobo


Hingga saat ini, Joseph Yobo masih memegang rekor sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak untuk timnas Nigeria. Berposisi sebagai bek tengah, Yobo mengawali karirnya sebagai pesepakbola profesional di Standard Liege pada tahun 1998. Ia pun sempat bermain untuk Marseille, sebelum akhirnya bergabung bersama Everton, di mana ia menghabiskan sembilan tahun karirnya bersama klub tersebut. Setelah Nwankwo Kanu pensiun, Yobo adalah pemain yang dipercaya untuk menjadi kapten timnas Nigeria.


4. Vincent Enyeama


Penampilan gemilang Vincent Enyeama di level klub maupun tim nasional membuatnya layak disebut sebagai salah satu kiper terbaik Afrika sepanjang masa. Penampilannya mulai mencuri perhatian ketika bermain untuk Hapoel Tel-Aviv di tahun 2007 dan makin bersinar sejak bermain untuk Lille sejak tahun 2011. Di level klub, Enyeama memenangkan dua gelar Liga Israel dan satu kali terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi ini. Ia juga berperan sebagai kiper nomor satu timnas Nigeria yang menjuarai Piala Afrika 2013.


3. Jay-Jay Okocha

Jay-Jay Okocha dikenal sebagai seorang gelandang dengan teknik tinggi. Ia memiliki kemampuan dribbling yang luar biasa, tendangan jarak jauh yang akurat, fisik yang kuat, serta kerap mencetak gol-gol indah. Ia sempat mencetak rekor sebagai pemain Afrika termahal di dunia ketika dibeli oleh Paris Saint-Germain dari Fenerbahce pada tahun 1998. Bersama timnas Nigeria, Okocha memenangkan satu medali emas Olimpiade 1996 dan satu trofi Piala Afrika 1994.


2. John Obi Mikel


Tak banyak pemain yang bisa bertahan lama di klub besar Liga Inggris seperti Chelsea. Bergabung di tahun 2006, Mikel menjadi gelandang tengah andalan Chelsea selama bertahun-tahun. Ia bermain bersama pemain-pemain kelas dunia seperti Frank Lampard, Ramires, Juan Mata, dan masih banyak lagi. Mikel dikenal sebagai seorang gelandang jangkar dengan kemampuan menyerang dan bertahan yang sama baiknya. Sejauh ini, ia sudah memenangkan satu trofi Liga Champions, satu trofi UEFA Europa League, satu gelar Premier League, dan empat Piala FA. Mikel juga dua kali terpilih sebagai African Young Player of the Year tahun 2005 dan 2006.


1. Nwankwo Kanu


Nwankwo Kanu adalah salah satu striker Afrika terbaik sepanjang masa. Ia memiliki tubuh tinggi, teknik yang memukau, dan sering mencetak gol-gol penting untuk timnya. Selama bermain untuk Arsenal dalam periode 1999-2004, ia dikenal sebagai seorang super-sub yang membantu timnya memenangkan lima trofi. Sebelumnya, ia merupakan bagian dari generasi emas Ajax Amsterdam yang memenangkan tiga gelar Eredivisie dan satu trofi Liga Champions. Tak hanya itu, Kanu juga membantu negaranya memenangkan Olimpiade 1996 dan dua kali terpilih sebagai African Footballer of the Year tahun 1996 dan 1999.

15 Pesepakbola Paling Pintar di Dunia

Bermain sepakbola tidak hanya memerlukan kekuatan fisik, namun juga kemampuan otak. Diperlukan logika yang baik untuk menerjemahkan taktik pelatih atau mengambil keputusan penting di tengah-tengah pertandingan.

Kali ini, IlmuBola akan memberikan daftar 15 pesepakbola paling pintar di dunia. Yang kami maksud dengan kata "pintar" di sini bisa berarti banyak hal. Selain pintar secara akademis (memiliki gelar di universitas tertentu) dan memiliki IQ tinggi; kami juga mampu menunjukkan berbagai bakat di luar lapangan, seperti menjadi seorang politikus, jurnalis, dan pebisnis. Siapa sajakah mereka? Berikut daftarnya!

15. Nedum Onuoha


Nedum Onuoha, bek asal Inggris kelahiran tahun 1986 ini merupakan salah satu pesepakbola paling cerdas. Sebelum bergabung dengan Manchester City di tahun 2004, Onuoha menyelesaikan pendidikannya di SMA dengan hasil yang gemilang. Ia dikenal sebagai siswa terpintar di kelasnya dan mampu mendapat tiga nilai "A" untuk ujian A-Level (ujian yang diambil saat SMA yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan penerimaan mahasiswa di sebuah universitas) dalam tiga mata pelajaran: Bisnis, IT, dan Matematika.


14. Gudni Bergsson

Gudni Bergsson mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional di Bolton Wanderers pada tahun 2003. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai seorang pengacara. Pemain asal Finlandia ini mengambil pendidikan untuk bisa bekerja sebagai pengacara profesional pada tahun 1995 saat masih aktif bermain. Selain itu, Bergsson juga sering tampil sebagai pembawa acara dalam acara sepakbola yang bernama "4-4-2." 


13. Matthew Lawrence

Matthew Lawrence adalah seorang bek kanan asal Inggris yang pernah bermain untuk Fulham dan Crystal Palace. Walaupun karirnya tidak terlalu bersinar, ia mampu membuktikan diri sebagai salah satu pesepakbola terpandai di dunia. Saat bermain untuk klub Amerika Serikat, Grays Athletic, Lawrence mampu meraih gelar sarjana di bidang Sastra Amerika dari Hartwick College. Ia juga secara rutin menulis artikel di salah satu surat kabar terbesar Inggris, The Mirror.


12. Juan Mata


Tak hanya tampil menawan di atas lapangan, playmaker asal Spanyol ini juga memiliki kecerdasan yang layak dipuji. Mata adalah mahasiswa jurusan Jurnalisme di Universidad Politecnica de Madrid. Belum puas belajar, saat berkarir di Inggris ia juga mendaftarkan diri di dua jurusan kuliah sekaligus, Marketing dan Ilmu Olahraga. Kelas tersebut ia ikuti dengan metode "kuliah jarak jauh," di mana ia mempelajari suatu mata kuliah dari material yang dikirimkan secara online dan hanya datang ke kampus untuk mengikuti ujian.


11. David James

Walaupun tidak memiliki gelar akademis, David James merupakan salah satu pesepakbola yang tulisan-tulisannya di surat kabar banyak dipuji oleh berbagai kalangan. James yang dikenal sebagai salah satu kiper terbaik Inggris sepanjang masa ini rutin menulis di "The Guardian," salah satu media massa terbesar di Inggris. Ulasannya tentang dunia sepakbola kerap dikaitkan dengan topik-topik universal seperti kesetaraan gender, rasisme, dan budaya modern.


10. Eamon Dunphy

Eamon Dunphy adalah gelandang asal Irlandia yang merupakan salah satu bagian dari Youth Academy Manchester United di tahun 1960an. Gagal menembus tim utama klub tersebut, Dunphy pun akhirnya bermain untuk tim-tim yang lebih kecil seperti Millwall, Charlton Athletic, dan Reading. Setelah  pensiun di tahun 1978, ia bekerja sebagai jurnalis olahraga. Karirnya sebagai seorang jurnalis ternyata jauh lebih bersinar daripada sebagai seorang pesepakbola, di mana Dunphy saat ini dianggap sebagai salah satu jurnalis dan komentator olahraga paling berpengaruh di Inggris.


9. Paul Breitner


Paul Breitner adalah salah satu pemain andalan timnas Jerman Barat di tahun 1970an. Berposisi sebagai gelandang kiri, ia dikenal memiliki dribbling yang luar biasa, cepat, dan kerap mencetak gol. Tak hanya itu, Breitner juga merupakan salah satu pemain Jerman dengan karisma dan kemampuan public speaking yang sangat baik. Ia dikenal sebagai pendukung komunisme dan secara terbuka kerap menyuarakan pendapatnya tentang perpolitikan. Breitner sempat pula tampil sebagai aktor dalam berbagai film dan serial TV. Setelah pensiun, ia dikenal sebagai salah satu analis dan komentator sepakbola terbaik di dunia.


8. Clarke Carlisle


Carlisle adalah eks defender Inggris yang pernah bermain untuk beberapa klub seperti Queens Park Rangers, Leeds United, dan Blackpool. Pada tahun 2002, ia memenangkan kontes "Britain’s Brainiest Footballer," sebuah acara yang bertujuan mencari pesepakbola terpandai di Britania Raya. Dalam acara tersebut, berbagai aspek pengetahuan seperti Matematika, Bahasa, dan Pengetahuan Umum diujikan. Selain itu, Carlisle juga merupakan duta "Kick Out," sebuah program yang mengkampanyekan anti-rasisme dalam sepakbola. Ia bahkan secara langsung bertemu dengan perdana menteri Inggris untuk mendiskusikan masalah rasisme dan homofobia dalam dunia olahraga.


7. Steve Coppell


Steve Coppell adalah mantan gelandang Inggris yang menjadi salah satu pemain andalan Manchester United di tahun 1970an. Setelah pensiun, ia juga pernah melatih beberapa klub Premier League seperti Manchester City, Reading dan Crystal Palace. Selama aktif bermain, Coppell berhasil mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Liverpool University, salah satu universitas paling bergengsi di Inggris.


6. Oleguer Presas


Mantan bek Spanyol ini menjadi salah satu andalan lini belakang Barcelona dalam periode 2003-2008. Ia juga berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi saat masih berstatus sebagai pemain Barcelona. Konon, Oleguer rela untuk absen latihan dan membayar denda demi mengikuti ujian di universitasnya. Setelah pensiun, ia membangun reputasi sebagai salah satu penulis top di Spanyol. Ia sudah menerbitkan beberapa buku dalam berbagai topik seperti "Anti-Fasisme," "penyakit anoreksia pada anak," dan "Perang Teluk."


5. Ramon Vega

Ramon Vega adalah eks bek tengah asal Swiss yang membantu Tottenham Hotspur memenangkan Piala Liga musim 1998-99. Selepas pensiun, Vega menunjukkan bahwa ia memiliki kecerdasan yang luar biasa di dunia bisnis. Ia mendirikan sebuah firma yang bergerak di bidang finansial bernama "Vega Swiss Asset Management." Konon, total dana pelanggan yang ia tangani mencapai 650 juta poundsterling. Tak hanya itu, ia juga mendirikan "Matterhorn Capital Rosarp," sebuah perusahaan real estate yang berfokus pada pengembangan hotel-hotel mewah.


4. Iain Dowie

Iain Dowie adalah eks striker Inggris yang pernah bermain untuk beberapa klub seperti Southampton, Crystal Palace, dan West Ham United. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai  pelatih dan menangani klub-klub Liga Inggris seperti Charlton Athletic dan Coventry City. Ia memiliki gelar Master di bidang Teknik Aeronautika dari University of Hertfordshire dan sempat bekerja untuk British Aerospace sebelum bekerja sebagai pesepakbola profesional.


3. Shaka Hislop

Kiper asal Trinidad dan Tobago ini menjadi andalan West Ham United dan Portsmouth dalam periode 1998-2005. Tak hanya tangguh di bawah mistar gawang, Hislop juga dikenal sebagai seorang pesepakbola yang cerdas. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dan pernah bekerja magang di NASA. Hislop memiliki kontribusi yang cukup besar dalam kampanye anti-rasisme di sepakbola melalui organisasi yang bernama "Show Racism The Red Card." Kontribusinya yang signifikan di organisasi tersebut membuatnya menerima PFA Special Merit Award pada tahun 2005.


2. Frank Lampard


Pasti tak banyak yang mengira bahwa gelandang legendaris Chelsea ini merupakan salah satu pemain bola terpandai di dunia. Selama masih duduk di bangku SMA, Frank Lampard memperoleh nilia "A" untuk semua 11 ujian GCSE (ujian yang tingkatnya sedikit di bawah A-Level), termasuk pelajaran Bahasa Latin. Tak hanya itu, Lampard juga mengikuti sebuah tes IQ yang diselenggarakan oleh Mensa (organisasi tes IQ internasional terbesar) dan IQ-nya dikabarkan melebihi 150.


1. Socrates


Pemain bernama asli Brasileiro Sampaio de Souza Vieira ini memperoleh nama julukan "Socrates" (salah satu filsuf Yunani terbesar) karena kecerdasannya yang luar biasa. Ia merupakan gelandang andalan timnas Brazil di tahun 1980-an yang terpilih sebagai South American Footballer of the Year 1983. Socrates adalah seorang dokter lulusan Faculdade de Medicina de RibeirĂŁo Preto. Hingga kini, hampir tidak ada pesepakbola yang memiliki gelar dari Fakultas Kedokteran. Yang lebih mengejutkan, Socrates mampu memperoleh gelar tersebut saat masih bermain. Selain itu, ia juga sangat aktif berpolitik lewat Corinthians Democracy, sebuah organisasi yang mendukung demokrasi dan menentang pemerintahan militer di negaranya. 

15 Kiper Afrika Terbaik Sepanjang Masa

Afrika merupakan benua tempat lahirnya banyak pesepakbola berbakat. Negara-negara Afrika seperti Kamerun, Nigeria, Ghana, dan Pantai Gading dikenal sebagai tempat lahirnya ratusan pemain bola berbakat yang menjadi andalan berbagai klub besar di Eropa. Tak hanya itu, tim nasional sepakbola negara-negara Afrika juga kerap membuat kejutan di turnamen Piala Dunia.

Dalam artikel kali ini, IlmuBola.com akan menampilkan daftar lima belas penjaga gawang Afrika terbaik sepanjang masa. Nama-nama seperti Bruce Grobbelaar, Vincent Enyeama, Jacques Songo'o dan Badou Ezzaki bahkan dikenal sebagai pemain kunci di klub-klub Eropa. Nah, siapakah menurut anda yang layak menyandang gelar sebagai yang terbaik?


15. Richard Kingson


Kingson adalah pemain yang memegang rekor jumlah penampilan terbanyak untuk timnas Ghana. Ia menjadi kiper nomor satu negaranya dalam Piala Dunia 2006 dan 2010 serta memenangkan medali perak untuk timnas Ghana di Piala Afrika 2010. Sepanjang karirnya, Kingson mencetak satu gol untuk negaranya melalui sundulan kepala dalam sebuah persahabatan melawan Tanzania di tahun 2008. Ia juga pernah bermain di klub-klub Eropa seperti Galatasaray, Birmingham City, dan Wigan Athletic; namun selalu gagal mendapat tempat di skuad utama.


14. Hans Vonk

Hans Vonk adalah kiper asal Afrika Selatan yang menghabiskan sebagian besar karirnya bermain di Liga Belanda. Ia berperan sebagai kiper nomor satu Hereenven SC dalam periode 1996-2004, tampil dalam 263 pertandingan liga. Tak hanya itu, Vonk juga merupakan penjaga gawang utama timnas Afrika Selatan di Piala Dunia 1998. Sepanjang karirnya, Vonk mewakili negaranya dalam 43 pertandingan internasional. Ia pensiun sebagai pesepakbola profesional pada tahun 2011.


13. Peter Rufai

Peter Rufai merupakan kiper utama timnas Nigeria dalam Piala Dunia 1994 dan 1998. Selain memiliki goalkeeping ability yang hebat, ia juga dikenal sebagai pemain yang bisa memimpin rekan-rekan satu timnya. Terbukti, Rufai dipercaya menjadi kapten negaranya di Piala Dunia 1994. Prestasi terbaiknya bersama timnas Nigeria adalah memenangkan Piala Afrika 1994. Di level klub, Rufai sempat bermain di Eropa bersama Lokeren, Farense, Hercules, dan Deportivo La Coruna.


12. Ali Boumnijel

Ali Boumnijel adalah seorang penjaga gawang legendaris Tunisia yang mewakili negaranya selama 16 tahun, dalam periode 1991 hingga 2007. Ia tampil sebagai penjaga gawang utama timnas Tunisia dalam Piala Dunia 1998, 2002, dan 2006. Dalam tiga turnamen besar tersebut, Boumnijel menunjukkan penampilan yang konsisten, walaupun negaranya selalu tersingkir di babak pertama. Ia juga memiliki peran penting dalam membantu timnas Tunisia menjuarai Piala Afrika 2004, ketika menggagalkan tendangan penalti dari pemain Nigeria di babak semifinal.


11. Robert Mensah


Robert Mensah adalah kiper asal Ghana yang aktif bermain di tahun 1960. Ia dikenal sebagai seorang penjaga gawang yang kontroversial, di mana ia sering dengan sengaja membaca koran di depan gawangnya, dengan tujuan mengejek lawan-lawan mainnya. Penampilannya sebagai seorang kiper cukup solid, di mana Mensah bahkan sempat dinobatkan sebagai runner-up African Player of the Year 1970. Satu tahun setelahnya, ia meninggal dunia dengan tragis dalam sebuah perkelahian di bar.


10. Sadok Sassi


Selama 15 tahun, posisi Sadok Sassi sebagai penjaga gawang timnas Tunisia nyaris tidak tergantikan. Selain tangguh sebagai seorang kiper, Sassi juga sangat karismatik dan memiliki kualitas kepemimpinan yang bagus. Debutnya di timnas Tunisia dimulai saat ia masih berusia 18 tahun dalam turnamen Piala Afrika 1983. Tak hanya sukses di level timnas, Sassi juga berjaya di level klub. Selama 21 tahun bermain untuk Club Africain, ia memenangkan lima gelar Liga Tunisa dan delapan trofi Piala Tunisia.


9. Tony Sylva

Kecemerlangan timnas Senegal di Piala Dunia 2002 tak lepas dari peran Tony Sylva sebagai penjaga gawang. Ia sudah bermain di Liga Perancis sejak tahun 1993, namun menghabiskan lebih banyak waktunya sebagai kiper cadangan dan sangat jarang mendapat kesempatan bermain. Baru di tahun 2004 ia dipercaya menjadi kiper nomor satu Lille. Selama empat tahun bergabung dengan klub tersebut, Sylva bermain dalam 163 pertandingan liga dan membantu klub tersebut menjadi runner-up Ligue 1 di tahun 2005.


8. Idriss Carlos Kameni


Kehebatan Carlos Kameni sebagai pesepakbola sudah terlihat saat masih berusia muda. Ia membantu timnas Kamerun memenangkan Olimpiade 2000 pada usia 16 tahun, membuatnya menjadi pesepakbola termuda yang pernah memenangkan medali emas Olimpiade. Di level klub, Kameni dikenal sebagai salah satu kiper legendaris Espanyol. Ia bermain untuk klub tersebut selama delapan tahun, mempersembahkan trofi Copa Del Rey di musim 2005-06. Tak hanya itu, ia juga dua kali terpilih sebagai Kiper Terbaik Afrika.


7. Jacques Songo'o

Sama seperti Kameni, Songo'o mengalami periode terbaik dalam karirnya ketika bermain di Liga Spanyol. Di musim pertamanya berkompetisi di La Liga bersama Deportivo La Coruna, Songo'o langsung memenangkan "Zamora Award," gelar yang diberikan untuk kiper terbaik dalam kompetisi. Tak hanya itu, Songo'o juga berperan besar dalam membantu La Coruna memenangkan gelar La Liga pertama mereka di musim 1999-2000. Sepanjang karirnya, ia bermain dalam 46 pertandingan internasional untuk timnas Kamerun.


6. Badou Ezzaki


Sebelum era Carlos Kameni dan Jacques Songo'o, ada kiper Afrika yang sudah lebih dahulu sukses bermain di La Liga. Ia adalah Bado Ezzaki, penjaga gawang asal Maroko yang tampil gemilang bersama RCD Mallorca dalam periode 1986-1992. Ia bahkan memenangkan Zamora Award di musim 1988-89 dan membantu klubnya menjadi runner-up Copa Del Rey musim 1990-91. Ia mewakili negaranya dalam berbagai turnamen internasional, seperti Olimpiade 1984 dan Piala Dunia 1986. 


5. Essam El-Hadary

Essam El-Hadary dipuji oleh Didier Drogba sebagai pemain terbaik yang pernah dihadapinya. El-Hadary memulai debutnya untuk timnas Mesir pada tahun 1996 dan mempersembahkan empat trofi Piala Afrika untuk negaranya. Tak hanya itu, ia tiga kali memenangkan penghargaan 'Best Goalkeeper in Africa Cup of Nations." Selama 20 tahun bermain sebagai pesepakbola profesional, El-Hadary sudah menjuarai delapan gelar Liga Mesir, satu gelar Liga Sudan, dan empat trofi Liga Champions Afrika.


4. Vincent Enyeama


Dalam dua tahun terakhir, reputasi dan popularitas Vincent Enyeama meningkat drastis. Ia sukses membantu negaranya memenangkan Piala Afrika 2013 dan dinominasikan sebagai kiper terbaik Ligue 1 musim 2013-14. Tak hanya itu di tahun 2013 ia juga mencatat rekor 11 clean sheets berturut-turut, di mana gawangnya sama sekali tidak kebobolan selama 1.062 menit. Sepanjang karirnya, Enyeama mencetak 19 gol melalui tendangan penalti.


3. Joseph Antoine-Bell

Joseph Antoine-Bell adalah sosok yang dianugerahi gelar sebagai Penjaga Gawang Afrika Terbaik Abad ke-20 oleh IFFHS. Ia menghabiskan sebagian besar karirnya bermain di Liga Perancis bersama Marseille, Bordeaux, dan Saint-Etienne. Penampilannya yang stabil sebagai seorang penjaga gawang membuat posisinya di ketiga klub tersebut nyaris tidak tergantikan. Sepanjang karirnya dalam periode 1975-1994, ia mewakili negaranya dalam 50 pertandingan internasional.


2. Thomas N'Kono


Thomas N'Kono merupakan kiper legendaris Kamerun yang mewakili negaranya dalam tiga Piala Dunia dan empat Piala Afrika. Penampilan N'Kono di Piala Dunia 1990 bahkan menjadi inspirasi bagi Gianluigi Buffon untuk berkarir sebagai seorang penjaga gawang. Dalam turnamen tersebut, ia sukses membantu negaranya melaju hingga babak perempatfinal. Di level klub, N'Kono juga cukup sukses. Ia hampir selalu tampil sebagai kiper nomor satu Espanyol dalam periode 1982-1991, total tampil dalam 241 pertandingan Liga.


1. Bruce Grobbelaar


Bruce Grobbelaar layak disebut sebagai kiper terbaik Afrika terbaik sepanjang masa karena prestasinya yang luar biasa saat bermain untuk Liverpool dalam periode 1981-1994. Selama tiga belas tahun bergabung bersama The Reds, kiper asal Zimbabwe ini tampil dalam lebih 600 pertandingan dan memenangkan enam gelar Liga Inggris, empat trofi Piala Liga, tiga Piala FA, dan satu trofi Piala Champions. Ia juga merupakan pemain Afrika pertama yang memenangkan Liga Champions dan dikenal karena kelincahan dan rasa percaya dirinya yang tinggi. Sejak menggantikan peran Ray Clemence di tahun 1981 hingga pindah ke Southampton pada tahun 1994, perannya sebagai kiper nomor satu Liverpool nyaris tidak tergantikan.

16 Pemain Terbaik Aston Villa Dalam Sejarah Premier League

Prestasi Aston Villa dalam kompetisi English Premier League cukup membanggakan. Walaupun belum bisa menembus dominasi The Big Four, klub ini secara konsisten tampil sebagai kuda hitam yang cukup sering finish di zona Eropa. Klub ini belum pernah terdegradasi dari Premier League, bahkan sempat menjadi runner-up kompetisi di musim 1992-93.

Tak hanya itu, sejak Premier League dimulai pada tahun 1992, Aston Villa sudah memenangkan dua trofi Piala Liga Inggris dan dua trofi Piala Intertoto. Nah, siapa sajakah pemain klub ini yang layak disebut sebagai yang terbaik dalam kompetisi Premier League? Temukan jawabannya dalam artikel IlmuBola berikut!


16. Dean Saunders


Dean Saunders adalah striker andalan Aston Villa dalam tiga musim pertama mereka di Premier League. Pemain asal Wales ini dibeli dari Liverpool pada tahun 1992 dengan nilai transfer 2,5 juta poundsterling. Musim perdananya di Aston Villa berjalan dengan sangat mulus, di mana ia mencetak enam gol di empat pertandingan pertama. Tak hanya itu, ia juga berperan besar membantu Aston Villa memenangkan Piala Liga tahun 1994 dan terpilih sebagai Aston Villa Supporters Player of the Year 1994-95.


15. Darius Vassell


Darius Vassel dikenal sebagai salah satu super-sub terbaik yang pernah bermain untuk timnas Inggris. Berperan sebagai pemain pengganti untuk striker utama seperti Michael Owen, Alan Shearer, dan Wayne Rooney; Vassell kerap mencetak gol-gol penting setelah dimasukkan di tengah-tengah pertandingan dari bangku cadangan. Karirnya di Aston Villa berlangsung selama tujuh tahun, dari 1998 hingga 2005. Ia dikenal sebagai seorang striker yang sangat cepat, lincah, dan cerdik.


14. Andy Townsend

Andy Townsend bergabung dengan Aston Villa di tahun 1993 setelah dibeli dari Chelsea dengan harga 2,1 juta poundsterling. Gelandang asal Inggris ini berperan sebagai kapten tim Aston Villa saat mereka memenangkan Piala Liga tahun 1996. Penampilannya bersama klub tersebut cukup stabil, di mana Townsend berperan besar sebagai gelandang jangkar yang menjadi penghubung antara lini penyerangan dan lini pertahanan Aston Villa. 


13. John Carew


John Carew adalah seorang target-man yang dianggap sebagai salah satu pesepakbola Norwegia terbaik sepanjang masa. Selama empat tahun bermain untuk Aston Villa, Carew tiga kali menjadi top skorer terbanyak klub ini. Ia dikenal sebagai seorang striker bertubuh tinggi, kuat, dan sering mencetak gol melalui sundulan kepala. Musim terbaik Carew terjadi di tahun 2008-09, ketika ia membantu klubnya memenangkan Piala Intertoto. Ia pindah dari Aston Villa ke West Ham United pada tahun 2011, tempat di mana ia mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional.


12. Dion Dublin

Dion Dublin dibeli dari Aston Villa pada tahun 1998 dan berhasil mengambil alih posisi sebagai striker utama klub tersebut setelah Dwight Yorke pindah ke Manchester United. Sebelum pindah ke Aston Villa, Dublin menyandang predikat sebagai top skorer Liga Inggris musim 1997-98 saat bermain untuk Coventry City. Selama enam tahun bermain untuk Aston Villa, Dublin tiga kali menjadi top skorer klub ini. Total, ia mencetak 59 gol dari 190 penampilan.


11. Kevin Richardson

Kevin Richardson selalu dikenang oleh fans Aston Villa sebagai sosok kapten yang karismatik. Gelandang asal Inggris ini memimpin rekan satu timnya menyelesaikan musim pertama mereka di Premier League sebagai runner-up. Tak hanya itu, ia juga membantu klubnya memenangkan trofi Piala Liga di tahun 1994. Richardson bermain untuk Aston Villa selama empat musim dalam periode 1991-1995, mencetak 16 gol dalam 188 penampilan.


10. Gareth Southgate

Gareth Southgate dikenal sebagai salah satu bek Inggris terbaik sepanjang masa. Ia bermain untuk Aston Villa dalam periode 1995-2001, memenangkan satu trofi Piala Liga dan satu trofi Piala Intertoto. Penampilannya di klub tersebut sangat stabil, membuat posisinya sebagai bek tengah nomor-satu nyaris tidak tergantikan. Ia dikenal sebagai seorang defender yang tenang, taktis, dan cerdas. Total, Gareth Southgate mencetak sembilan gol dalam 244 penampilan bersama Aston Villa.


9. Mark Bosnich


Walaupun ada banyak penjaga gawang hebat yang pernah bermain untuk Aston Villa di kompetisi Premier League seperti Thomas Sorensen, Brad Friedel, dan Brad Guzan; belum ada yang bisa mengalahkan reputasi Mark Bosnich. Kiper asal Australia ini mulai tampil secara reguler di skuad utama Aston Villa pada musim 1993-94, setelah tampil luar biasa di semifinal Piala Liga dengan menggagalkan tiga tendangan penalti. Sejak saat itu, ia tampil sangat konsisten dan mulai diakui sebagai salah satu kiper terbaik di Premier League. Di tahun 1999, Bosnich bahkan dibeli Manchester United untuk menggantikan kiper legendaris mereka, Peter Schmeichel. Sayang, di klub tersebut Bosnich gagal bersinar dan sejak saat itu performanya terus merosot.


8. Paul McGrath

Paul McGrath adalah seorang bek tengah asal Irlandia yang bermain untuk Aston Villa dalam periode 1989-1996. Walaupun mengalami cedera lutut yang sering kambuh di sepanjang karirnya, ia tetap mampu menunjukkan performa yang solid sebagai seorang defender. Ia dikenal memiliki kemampuan tackling yang luar biasa, ditunjang dengan skill heading dan marking yang bagus. Selama bermain di Aston Villa, ia memenangkan dua gelar Piala Liga dan satu kali terpilih sebagai PFA Player of the Year 1993.


7. Steve Staunton


Di sepanjang karirnya, Steve Staunton bermain untuk Aston Villa selama sepuluh tahun. Ia tampil dalam 350 pertandingan, mencetak 19 gol. Staunton berposisi sebagai seorang bek tengah, namun juga bisa bermain sebagai seorang wingback. Duetnya bersama Paul McGrath di musim 1992-93 dianggap sebagai salah satu duet defender terbaik dalam sejarah Premier League, berperan besar dalam membantu klubnya menyelesaikan kompetisi di peringkat kedua. 


6. Dwight Yorke


Dwight Yorke adalah seorang pemain asal Trinidad dan Tobago yang ditemukan oleh manajer Graham Taylor ketika Aston Villa mengadakan tur ke wilayah West Indies. Ia bergabung di klub ini pada tahun 1989 dan selama enam tahun lebih sering dimainkan sebagai seorang sayap kanan. Baru pada musim 1995-96 ia diposisikan sebagai seorang striker, yang ternyata sangat cocok dengan gaya bermain Yorke. Sebagai striker, ia mencetak banyak gol dan selama tiga tahun berturut-turut menjadi top skorer Aston Villa. Penampilan gemilangnya tersebut bahkan membuat Yorke dibeli Manchester United dengan nilai transfer yang cukup tinggi, 12,6 juta poundsterling.


5. Ashley Young


Ashley Young adalah seorang gelandang sayap yang dikenal karena kecepatan, kelincahan, dan kemampuan dribblingnya yang mengagumkan. Ia bermain untuk Aston Villa dalam periode 2007-2011, dibeli dari Watford dengan nilai transfer 8 juta poundsterling. Young menunjukkan penampilan menawan di musim perdananya bersama klub ini, di mana ia berhasil masuk dalam PFA Premier League Team of the Year. Musim selanjutnya berjalan dengan lebih bagus, di mana young memenangkan penghargaan sebagai pemain muda terbaik Premier League. Sama seperti Yorke, penampilan gemilang Young membuat Manchester United membelinya dengan harga tinggi, dengan nilai transfer yang dikabarkan mencapai 15 juta poundsterling.


4. Gabriel Agbonlahor


Gabriel Agbonlahor adalah striker Inggris keturunan Nigeria yang dibina secara langsung oleh Aston Villa Youth Academy. Ia memulai debutnya  di tahun 2005 dan dikenal sebagai seorang striker yang cepat, produktif dalam mencetak gol, dan lincah. Duetnya bersama Ashley Young dianggap sebagai salah satu duet pemain muda paling potensial di Inggris. Jika ia mampu mempertahankan konsistensinya dalam mencetak gol, Agbonlahor sangat mungkin meraih status sebagai pemain legendaris Aston Villa.


3. Olof Mellberg


Olof Mellberg dikenal sebagai seorang bek tengah yang tenang, kuat dalam duel udara, dan memiliki kualitas kepemimpinan yang bagus. Ia dipercaya tampil sebagai kapten Aston Villa dalam periode 2003-2006. Selama tujuh tahun bermain untuk klub tersebut, Mellberg tampil dalam 263 pertandingan dan mencetak delapan gol. Saat bermain untuk Aston Villa, ia mendapat penghargaan sebagai pesepakbola Swedia terbaik tahun 2003.


2. Stiliyan Petrov


Stiliyan Petrov adalah gelandang asal Bulgaria yang dibeli Aston Villa dari Glasgow Celtic pada tahun 2006. Ia juga mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional pada tahun 2013 di klub ini karena didiagnosa menderita leukimia akut. Petrov dikenal sebagai seorang pemain yang sangat dicintai oleh fans Aston Villa. Nomor punggung yang dipakainya, 19, dipensiunkan selama satu tahun dan ia juga dimasukkan dalam daftar "Aston Villa Hall of Fame" yang sejauh ini baru diisi oleh 13 pemain. Tak hanya itu, Petrov juga dua kali terpilih sebagai Aston Villa Players' Player of the Year.


1. Gareth Barry


Gareth Barry adalah sosok yang tepat menyandang gelar sebagai pemain terbaik Aston Villa dalam sejarah Premier League. Gelandang tengah asal Inggris ini memiliki kemampuan bertahan dan menyerang yang sama baiknya, tenang, dan cukup produktif dalam mencetak gol terutama melalui bola-bola mati. Sama seperti Agbonlahor, Barry adalah produk asli Youth Academy Aston Villa. Sepanjang 11 tahun bermain untuk klub ini, Barry  mencetak 52 gol dalam 441 pertandingan. Ia juga memenangkan satu trofi Piala Intertoto dan terpilih sebagai Aston Villa Player of the Season 2006-07. Keputusannya meninggalkan Villa untuk bergabung bersama Manchester City di tahun 2009 sempat membuat Barry dibenci oleh beberapa fans klub ini. Walaupun demikian, jika dinilai secara objektif, kontribusi Barry untuk Aston Villa di kompetisi Premier League sangatlah besar dan ia layak disebut sebagai salah satu pemain terbaik klub ini.