Lionel Messi versus Cristiano Ronaldo, Mana yang Lebih Hebat?

Messi dan Ronaldo adalah dua pemain hebat dengan skill individu yang luar biasa. Boleh dibilang, keduanya layak disebut sebagai pemain terbaik dunia sepanjang masa. Pertanyaannya, siapa yang lebih hebat? Messi atau Ronaldo?



Secara skill, banyak yang beranggapan bahwa Ronaldo lebih hebat. Fisiknya lebih kuat, eksekusi bola-bola matinya lebih mematikan, dan sundulannya lebih mematikan. Walaupun demikian, kelincahan Messi juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemain asal Argentina ini memiliki kemampuan dribel yang memukau, sangat lincah dan cerdik. Simak saja perbandingan keduanya dalam video berikut ini:




Manakah yang lebih hebat, Messi atau Ronaldo? Ungkapkan pendapatmu dengan mengikuti voting di bawah ini:

15 Bek Pencetak Gol Terbanyak Dalam Sejarah

Mencetak gol adalah tugas utama seorang striker. Namun ternyata, ada banyak pemain berposisi defender yang cukup produktif dalam merobek jala lawan. Sebagian besar dari mereka mencetak gol-golnya dari eksekusi bola-bola mati, sebagian lagi memiliki keunggulan dalam sundulan kepala dan sering memanfaatkan situasi corner kick.

Dalam artikel ini, IlmuBola akan membahas lima belas defender paling produktif dalam membobol gawang lawan. Beberapa nama seperti Ronald Koeman, Daniel Passarella, dan Fernando Hierro bahkan memiliki catatan gol yang bisa disejajarkan dengan seorang striker. Catatan: kami tidak memasukkan nama Matthias Sammer dan Paul Breitner karena mereka lebih banyak mencetak gol saat berposisi sebagai seorang gelandang.


15. Sergio Ramos (60 gol)


Selain dikenal sebagai salah satu defender Spanyol terbaik sepanjang masa, Sergio Ramos juga sangat produktif. Ia sangat sering maju ke daerah pertahanan lawan, terutama dari situasi tendangan pojok. Memanfaatkan sundulan kepala dan responnya yang cepat, Sergio Ramos sangat sering merobek gawang lawan. Sejauh ini ia sudah mencetak 60 gol, salah satunya yang membantu Real Madrid memenangkan pertandingan final Liga Champions 2014 melawan Atletico Madrid.


14. Daniel Van Buyten (71 gol)


Posturnya yang tinggi besar membuat Daniel Van Buyten menjadi andalan tim saat situasi tendangan pojok. Tak hanya tangguh dalam menghalau serangan lawan, sundulan kepalanya juga kerap berbuah gol. Pemain asal Belgia ini menjadi andalan Bayern Munich antara tahun 2006 hingga 2014 bersama Lucio. Di klub ini, ia memenangkan empat gelar Bundesliga, empat DFB Pokal, dan satu trofi Liga Champions. Tak hanya itu, ia juga menjadi andalan timnas Belgia di dua turnamen Euro dan dua Piala Dunia.


13. Andreas Brehme (73 gol)


Salah satu gol terpenting yang pernah dicetak Andreas Brehme terjadi di final Piala Dunia 1990 melawan Argentina. Gol yang disarangkan melalui tendangan penalti membawa timnas Jerman Barat menjadi yang terbaik di dunia. Selama bermain, Brehme dikenal sebagai eksekutor tendangan penalti yang handal. Terbukti, ia dipercaya untuk menjadi eksekutor penalti nomor satu di timnas Jerman Barat, di atas nama-nama tenar seperti Lothar Matthaus, Jurgen Klinsmann, dan Rudi Voller.


12. Marco Materazzi (74 gol)


Di musim 2000-01, Marco Materazzi memecahkan rekor sebagai defender pencetak gol terbanyak dalam satu musim Serie A, dengan total 12 gol. Saat itu, Materazzi bermain untuk Perugia dan sebagian besar golnya dicetak melalui tendangan penalti. Sepanjang karirnya, ia dikenal sebagai seorang bek yang sangat agresif. Ia tak segan-segan bermain kasar, licik, dan selama aktif sebagai pesepakbola profesional, Materazzi menerima total 25 kartu merah.


11. Frank de Boer (79 gol)


Tangguh dalam bertahan, produktif mencetak gol, dan memiliki kualitas kepemimpinan yang sangat bagus. Frank de Boer adalah seorang defender yang menjadi andalan timnas Belanda dan Ajax Amsterdam di tahun 1990-an. Selain solid dalam menggalang pertahanan, de Boer juga dikenal sebagai seorang eksekutor tendangan penalti yang handal. Ia dipercaya menjadi kapten timnas Belanda dalam Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.


10. Ian Harte (97 gol)


Ian Harte adalah seorang bek kiri asal Irlandia yang dikenal sebagai seorang spesialis tendangan bebas. Kaki kirinya sangat kuat, sering menghasilkan banyak gol dari luar kotak penalti. Salah satu gol terbaiknya dicetak dalam pertandingan melawan Arsenal pada musim 2002-03. Kala itu, gol tendangan bebasnya dari jarak 25 yard berhasil membantu Leeds United mengalahkan Arsenal dengan skor 3-2 dan menghindarkan mereka dari zona degradasi.


9. Marcus Tulio Tanaka (102 gol)


Marcus Tulio Tanaka merupakan pesepakbola Jepang yang lahir di Brazil. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini sekarang bermain untuk Nagoya Grampus dan dikenal sebagai salah satu defender paling produktif dalam mencetak gol. Berbeda dengan sebagian besar defender dalam daftar ini, gol-gol Marcus Tulio Tanaka banyak yang dicetak tanpa melalui bola-bola mati. Walaupun berposisi sebagai seorang bek tengah, ia tak segan-segan maju ke depan dan mengambil peran sebagai seorang playmaker.


8. Siniša Mihajlović (104 gol)


Selain Roberto Carlos, Sinisa Mihajlovic dikenal sebagai salah satu pengambil tendangan bebas terbaik di tahun 1990-an. Ia memiliki kaki kiri yang sangat kuat yang membantunya mencetak lebih dari 100 gol di sepanjang karirnya. Pemain asal Serbia ini menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai pesepakbola profesional dengan bermain untuk klub-klub Italia. Bersama Lazio dan Inter Milan, Mihajlovic memenangkan dua gelar Serie A, empat trofi Coppa Italia, dan tiga Supercoppa Italiana.


7. Franz Beckenbauer (108 gol)


Franz Beckenbauer adalah seorang defender dengan gaya bermain yang sangat elegan. Berposisi sebagai sweeper, Beckenbauer juga sering berperan sebagai pengatur serangan dalam timnya. Ia memimpin timnas Jerman Barat dan Bayern Munich merajai kompetisi dunia di tahun 1970-an. Tak hanya tangguh dalam bertahan dan memiliki visi yang bagus, Beckenbauer juga sangat produktif dalam mencetak gol. Total, ia berhasil membobol gawang lawan sebanyak 108 kali 19 tahun karirnya sebagai pesepakbola profesional.


6. Roberto Carlos (112 gol)


Setiap kali berbicara tentang tendangan bebas, kita pasti akan selalu menyebut nama Roberto Carlos. Bagaimana tidak, Roberto Carlos memiliki reputasi sebagai salah satu pemain dengan shooting power tertinggi dalam sejarah sepakbola. Ia banyak mencetak gol melalui tendangan bebas ataupun shooting jarak jauh yang membantu Real Madrid dan timnas Brazil memenangkan banyak trofi. Salah satu gol terbaiknya dicetak pada tahun 1997 melawan timnas Perancis dalam pertandingan Turnoi de France.


5. Steve Bruce (113 gol)


Bersama Gary Pallister, Steve Bruce adalah bek tengah andalan Manchester United di awal tahun 1990-an. Selain dikenal sebagai seorang eksekutor tendangan penalti yang handal, Bruce juga mencetak banyak gol melalui sundulan kepalanya. Momen terbaiknya terjadi pada musim 1990-91, di mana ia berhasil mencetak total 19 gol. Walaupun bermain sangat gemilang di level klub, Bruce sama sekali belum pernah mewakili timnas Inggris di pertandingan internasional.


4. Graham Alexander (129 gol)

Graham Alexander adalah salah satu eksekutor tendangan penalti terbaik dalam sejarah sepakbola Inggris. Bek kanan asal Skotlandia ini menghabiskan karirnya bermain untuk klub-klub kecil seperti Scunthorpe United, Preston North End, Luton Town, dan Burnley. Di tahun 2010, Alexander mencetak rekor sebagai pemain tertua yang berhasil mencetak gol di Liga Premier Inggris. Sepanjang karirnya, ia bermain dalam 40 pertandingan internasional bersama timnas Skotlandia.

3. Fernando Hierro (133 gol)


Real Madrid memiliki banyak pemain belakang yang sangat produktif dalam mencetak gol. Setelah Sergio Ramos dan Roberto Carlos, masih ada nama Fernando Hierro. Dibandingkan kedua nama sebelumnya, Hierro jauh lebih rajin dalam membobol gawang lawan. Ia tak hanya dikenal sebagai spesialis tendangan bebas, namun juga sebagai pengambil tendangan bebas yang handal. Sepanjang karirnya, ia memenangkan lima gelar La Liga, tiga trofi Liga Champions, dan satu Copa del Rey.


2. Daniel Passarella (134 gol)


Daniel Passarella adalah contoh seorang defender yang sempurna. Ia memiliki kemampuan tackling, heading, dan marking yang luar biasa. Tak hanya itu, Passarella juga dikenal sebagai seorang kapten tim yang hebat. Ia berperan besar membantu timnas Argentina menjuarai Piala Dunia 1978 dan memimpin River Plate memenangkan tiga gelar Liga Argentina. Walaupun bertubuh pendek, Passarella sangat sering mencetak gol melalui sundulan kepala.


1. Ronald Koeman (239 gol)


Dengan total catatan 239 gol, rekor yang dibuat Ronald Koeman sebagai defender terbanyak dalam menjebol gawang lawan nampaknya sangat susah untuk ditandingi. Ia dikenal sebagai eksekutor penalti yang handal, pengambil tendangan bebas yang hebat, dan kerap mencetak gol dari tendangan jarak jauh. Bersama Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten; Ronald Koeman merupakan pemain andalan timnas Belanda di akhir tahun 1980-an.

15 Pemain Swiss Terbaik di Dunia Sepanjang Masa

Walaupun belum pernah meraih trofi bergengsi di ajang sepakbola internasional, timnas Swiss sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara ini telah menghasilkan banyak pesepakbola berbakat yang menjadi andalan klub-klub besar Eropa, seperti Stephane Chapuisat, Ciriaco Sforza, Phillipe Senderos, Xherdan Shaqiri, dan Alexander Frei.

Jika dibandingkan negara Eropa lain seperti Inggris, Perancis, Italia, Jerman, atau Belanda; jelas prestasi timnas Swiss masih kalah jauh. Namun tim ini memiliki prospek yang sangat bagus untuk tampil sebagai kekuatan baru sepakbola Eropa di masa depan.

15. Xherdan Shaqiri


Shaqiri mengawali debutnya sebagai pesepakbola profesional bersama FC Basel di tahun 2009, di usia 18 tahun. Pemain yang berposisi sebagai winger ini menyita perhatian publik karena skill individu dan tekniknya yang meyakinkan. Selama tiga tahun bermain untuk Basel, ia membantu klub tersebut memenangkan tiga gelar Liga Swiss. Karirnya diprediksi akan makin bersinar setelah Shaqiri pindah ke Bayern Munich pada tahun 2012 dengan nilai transfer 11 juta Euro.


14. Alain Geiger

Alain Geiger adalah seorang bek tengah yang bermain untuk timnas Swiss dari tahun 1980 hingga 1996. Walau posturnya tidak terlalu tinggi, ia dikenal sebagai seorang defender yang tangguh. Geiger merupakan pemain dengan caps terbanyak kedua untuk timnas Swiss, total mewakili negaranya dalam 112 pertandingan internasional. Di level klub, pemain ini menjuarai empat gelar Liga Swiss bersama tiga klub yang berbeda, Sion, Servette, dan Neuchâtel Xamax.


13. Hakan Yakin


Hakan Yakin adalah second striker Swiss keturunan Turki. Debutnya sebagai pemain profesional di tahun 1994 cukup mengesankan, di mana ia berhasil mencetak gol untuk Basel hanya 18 detik setelah masuk ke lapangan. Ia mulai bermain untuk timnas Swiss sejak tahun 2000 dan baru pensiun di tahun 2011. Selama sebelas tahun, ia mewakili negaranya dalam 87 pertandingan internasional dan mencetak 20 gol. Prestasi terbaiknya terjadi di tahun 2008, ketika ia terpilih sebagai Swiss Player of the Year sekaligus menjadi top skorer Swiss League Champion.


12. Valon Behrami


Valon Behrami menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai pesepakbola profesional bermain di Serie A Italia. Ia bergabung dengan Genoa di tahun 2003, ditransfer dari FC Lugano. Karirnya mulai bersinar ketika ia bermain untuk Lazio di tahun 2005, di mana secara rutin ia tampil sebagai starter dan menyumbangkan beberapa gol serta assists penting untuk klubnya. Behrami dikenal sebagai seorang gelandang yang komplit, visioner, energik, dan serba-bisa.


11. Philippe Senderos


Senderos sebenarnya adalah seorang defender yang bagus dan tangguh, namun sayang ia sangat sering dilanda cedera. Selama tujuh tahun bermain untuk Arsenal, ia hanya bermain dalam 84 pertandingan liga. Ia berkontribusi cukup besar dalam membantu Arsenal memenangkan Piala FA tahun 2005 ketika tampil memukau sebagai bek tengah yang mengisi posisi Sol Campbell. Senderos mewakili negaranya dalam dua Piala Dunia dan satu turnamen Euro.


10. Patrick Müller


Patrick Muller adalah bagian dari generasi emas Olympique Lyonnais yang merajai kompetisi Ligue 1 dalam dekade pertama abad ke-21. Walaupun lebih sering digunakan sebagai pemain cadangan, Muller memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam membantu klubnya memenangkan lima gelar Ligue 1. Di level timnas, ia juga tampil cukup konsisten, mewakili negaranya dalam 89 pertandingan internasional dan mencetak tiga gol. Ia mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional di tahun 2010 bersama AS Monaco.


9. Gökhan Inler


Bersama Marek Hamsik, Inler menjadikan lini tengah Napoli sebagai salah satu yang terkuat di kompetisi Serie A dalam tiga tahun terakhir. Ia adalah tipikal seorang gelandang jangkar pekerja keras, berstamina tinggi, dan sama baiknya dalam bertahan maupun menyerang. Bersama Napoli, Inler memenangkan dua Coppa Italia di tahun 2012 dan 2014. Ia mengawali debutnya untuk timnas Swiss di tahun 2006 dan masuk ke dalam skuad Piala Dunia 2010.


8. Köbi Kuhn


Tak hanya sukses sebagai seorang pesepakbola, Jakob "Kobi" Kuhn juga dikenal sebagai seorang manajer sepakbola yang disegani. Ia merupakan pemain legendaris FC Zurich yang bermain dalam periode 1961 hingga 1977. Bermain sebagai seorang gelandang, Kuhn dipercaya tampil sebagai kapten dan mempersembahkan enam gelar Liga Swiss untuk klub ini. Sepanjang karirnya, ia mencetak lima gol dalam 63 pertandingan bersama timnas Swiss.


7. Johann Vogel


Johann Vogel merupakan gelandang andalan PSV Eindhoven di awal tahun 2000-an. Bersama dengan Mark van Bommel dan Phillip Cocu, ia menjadikan lini tengah PSV sebagai yang terkuat di kompetisi Liga Belanda. Selama enam tahun bermain untuk klub tersebut, Vogel memenangkan empat gelar Eredivisie, tiga Johan Cruijff-schaal, dan satu KNVB Cup. Tak hanya itu, ia bahkan terpilih sebagai Dutch Footballer of the Year pada tahun 2001.


6. Ciriaco Sforza


Ciriaco Sforza adalah bintang timnas Swiss di pertengahan tahun 1990-an. Selain bisa bermain sebagai seorang gelandang, Sforza juga sering diposisikan sebagai seorang sweeper. Penampilan terbaiknya terjadi di musim 1997-98, di mana ia membantu Kaiserslautern menjuarai Bundesliga. Ia kembali mengulang prestasi yang sama di tahun 2001 bersama Bayern Munich, walaupun kali tersebut ia lebih sering bermain sebagai pemain cadangan. Sepanjang karirnya, Sforza mewakili negaranya dalam 79 pertandingan internasional dan mencetak tujuh gol.


5. Kubilay Türkyilmaz


Dengan 34 gol yang dicetaknya, Kubilay Türkyilmaz adalah top skorer kedua timnas Swiss sepanjang masa. Pemain ini merupakan striker nomor satu timnas Swiss di tahun 1990-an, mewakili negaranya dalam turnamen Euro 1996. Dalam turnamen tersebut, Türkyilmaz menolak untuk tampil dalam pertandingan melawan Turki yang merupakan tanah kelahirannya. Prestasi terbaiknya di level klub adalah memenangkan dua gelar Liga Swiss bersama Grasshopper dan satu gelar Liga Turki bersama Galatasaray.


4. Heinz Hermann


Heinz Hermann adalah seorang gelandang yang bermain dalam periode 1977-1999. Dengan total 118 penampilan, ia merupakan pemain Swiss dengan jumlah caps terbanyak. Hermann dianggap sebagai salah satu pemain legendaris, terutama menilik keberhasilannya memenangkan penghargaan Swiss Footballer of the Year selama lima tahun berturut-turut. Sepanjang karirnya, ia memenangkan tujuh gelar Liga Swiss bersama tiga klub yang berbeda; Grasshopper Club Zürich, Neuchâtel Xamax, dan FC Aarau.


3. Alexander Frei


Dengan total 42 gol yang dicetak dalam 84 pertandingan, Alexander Frei adalah top skorer timnas Swiss sepanjang masa. Striker ini mengawali karirnya pada tahun 1997, namun baru menunjukkan performa terbaiknya di tahun 2001 ketika bermain untuk Servette FC. Frei sempat bermain di luar Swiss bersama Rennes dan Borussia Dortmund. Di Rennes FC, ia menjadi top skorer Liga Perancis musim 2004-05. Ketika kembali bermain di Liga Swiss bersama FC Basel pada tahun 2009, Frei menjalani periode terbaik dalam karirnya. Ia membantu klubnya menjuarai Liga Swiss selama empat tahun berturut-turut dan dua kali menjadi top skorer turnamen tersebut.


2. Stephan Lichtsteiner


Lichtsteiner merupakan bagian dari salah satu tim terbaik Juventus sepanjang masa yang mendominasi kompetisi Serie A dalam tiga musim terakhir. Dibeli dari Lazio pada tahun 2011, Lichsteiner menunjukkan performa yang solid sebagai seorang bek kanan. Posisinya hampir tidak tergantikan dan ia juga sangat jarang absen. Ia merupakan salah satu elemen kunci yang membantu Juventus menguasai Serie A selama tiga musim berturut-turut. Karena staminanya dan work-ratenya yang tinggi, Lichsteiner dijuluki dengan nama "Swiss Express."


1. Stéphane Chapuisat


Stephane Chapuisat adalah eks striker yang layak disebut sebagai pesepakbola Swiss terbaik sepanjang masa. Ia berkontribusi besar dalam membantu Borussia Dortmund memenangkan dua gelar Bundesliga dan satu trofi Liga Champions di pertengahan tahun 1990-an. Tak hanya itu, ia juga mewakili negaranya dalam Piala Dunia 1994 dan Piala Eropa 1996 serta 2004. Selama 15 tahun bermain untuk timnas Swiss, Chapuisat mencetak 21 gol dalam 103 penampilan.

15 Pesepakbola Dynamo Kyiv Terbaik Sepanjang Masa

Dynamo Kyiv adalah salah satu klub terbesar dalam di Eropa Timur. Klub ini sempat bermain  di Liga Uni Soviet sebelum akhirnya berkompetisi di Liga Ukraina sejak tahun 1991. Saat ini, Dynamo Kyiv juga menyandang gelar sebagai klub tersukses sepanjang masa, total memenangkan 26 gelar juara liga (13 di antaranya diraih saat berkompetisi di Liga Soviet) dan dua trofi Piala Winners.

Tak hanya itu, Dynamo Kyiv juga merupakan tempat di mana pemain-pemain besar dunia berkarir. Klub ini telah melahirkan dan memoles kualitas pesepakbola-pesepakbola hebat seperti Andriy Shevchenko, Serhiy Rebrov, Oleg Blokhin, dan masih banyak lagi. Kali ini, IlmuBola.com akan membahas daftar 15 pemain Dynamo Kyiv terbaik sepanjang sejarah.

15. Artem Milevskiy


Artem Milevskiy adalah seorang striker asal Ukraina yang bermain untuk Dynamo Kyiv dalam periode 2002-2013. Dengan tubuhnya yang besar dan kuat, ia sangat tangguh dalam mencetak gol, terutama melalui sundulan kepala. Walaupun demikian, posisi utama Milevskiy bukanlah seorang target-man, melainkan seorang second striker. Selain produktif dalam mencetak gol, Milevskiy juga banyak memberikan assist untuk rekan satu timnya. Selama bergabung dengan Kyiv, ia memenangkan empat gelar liga dan dua kali terpilih sebagai Ukrainian Footballer of the Year.


14. Leonid Buryak


Bermain sebagai seorang gelandang, peran Leonid Buryak di timnas Uni Soviet kerap disejajarkan dengan peran Zidane di timnas Perancis atau Nedved di timnas Republik Ceko. Buryak adalah seorang playmaker yang luar biasa, berteknik bagus, dan memiliki stamina tinggi. Ia membantu negaranya memenangkan medali perunggu di Olimpiade 1976 dan memimpin Dynamo Kyiv meraih berbagai gelar domestik. Ia bermain untuk klub ini selama 11 tahun, mencetak 56 gol dalam 304 penampilan.


13. Oleh Husyev


Lahir di tahun 1983, Oleh Husyev dianggap salah satu bintang masa depan Ukraina bersama dengan Ruslan Rotan dan Artem Milevskiy. Pemain ini mengawali karirnya di Dynamo Kyiv pada tahun 2003, dan hingga sekarang posisinya sebagai bek kanan nomor satu nyaris tidak tergantikan. Sejauh ini, Husyev sudah memenangkan tiga trofi Liga Ukraina dan empat Piala Ukraina. Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2006 membuat Husyev dilirik oleh banyak klub besar Eropa, bahkan ia nyaris saja pindah ke Olympique Lyonnais.


12. Maksim Shatskikh


Pemain asal Uzbekistan ini menjadi striker andalan Dynamo Kyiv sejak Andriy Shevcenko pindah ke AC Milan. Dibeli dari Baltika Kaliningrad di tahun 1999, Shatskikh langsung menunjukkan penampilan gemilang di musim pertamanya, membantu Kyiv memenangkan Liga Ukraina sekaligus menjadi top skorer turnamen tersebut. Di tahun 1999 pula Shatskikh mencetak rekor sebagai pemain Asia pertama yang mencetak gol dalam kompetisi Liga Champions.


11. Yevhen Rudakov

Yevhen Rudakov merupakan kiper andalan Dynamo Kyiv saat klub ini masih berkompetisi di Liga Uni Soviet. Bermain dari tahun 1962 hingga 1977, Rudakov mempersembahkan enam Liga Uni Soviet, satu Piala Winners' dan satu Piala Super Eropa untuk Dynamo Kyiv. Ia juga tiga kali terpilih sebagai penjaga gawang terbaik Uni Soviet. Selama 12 tahun bermain untuk Kyiv, Rudakov bermain dalam 297 pertandingan dan hanya kebobolan 205 gol.


10. Volodymyr Muntyan

Volodymyr Muntyan adalah salah satu pemain Dynamo Kyiv sepanjang sejarah, di mana ia menghabiskan seluruh karirnya sebagai pesepakbola profesional bermain untuk klub tersebut. Bersama Oleg Blokhin, Muntyan merupakan satu-satunya pemain yang memenangkan lebih dari tujuh gelar Liga Soviet. Ia juga terpilih sebagai Ukrainian Footballer of the Year tahun 1970 dan masuk nominasi Ballon d'Or tahun 1969. Sepanjang karirnya, Muntyan mencetak 57 gol dalam 302 penampilan untuk Dynamo Kyiv.


9. Oleksandr Zavarov


Tak hanya menghabiskan karirnya di kompetisi domestik, Zavarov juga sempat bergabung bersama Juventus dan Nancy. Ia bermain untuk Kyiv dalam periode 1983-1988, memenangkan dua gelar Liga Soviet dan satu trofi Piala Winners'. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai pesepakbola Soviet terbaik tahun 1986 dan menjadi top skorer Piala Winners' di tahun yang sama. Zavarov pindah ke Juventus pada tahun 1988 dan di klub tersebut ia berhasil meraih satu trofi Coppa Italia dan satu Piala UEFA.


8. Anatoliy Demyanenko


Demyanenko adalah seorang bek kiri yang bergabung dengan Dynamo Kyiv dari tahun 1979 hingga 1991. Tak hanya tangguh dalam bertahan, Demyanenko juga sangat aktif membantu serangan dari sisi kiri lapangan. Di tahun 2000, Demyanenko dinobatkan sebagai pemain Ukraina terbaik ketiga sepanjang sejarah, di bawah Andriy Shevchenko dan Oleg Blokhin. Setelah pensiun, ia sempat melatih Dynamo Kyiv selama dua tahun, dari 2005 hingga 2007.


7. Oleksiy Mykhaylychenko


Selain Andriy Shevchenko, Oleksiy Mykhaylychenko adalah pemain Ukraina yang paling sukses berkarir di luar negeri. Setelah memenangkan empat gelar Liga Soviet selama bermain untuk Dynamo Kyiv dari tahun 1981 hingga 1990, ia pindah ke luar negeri untuk bermain bersama Sampdoria (1990-1991) dan Glasgow Rangers (1991-1996). Di kedua klub tersebut, Oleksiy Mykhaylychenko memenangkan satu gelar Serie A dan lima gelar Liga Skotlandia. Saat masih berstatus sebagai pemain Dynamo Kyiv, gelandang serang ini dua kali memenangkan penghargaan Ukrainian Footballer of the Year.


6. Vladyslav Vashchuk


Tangguh, kuat, dan konsisten. Selama 13 tahun bermain di Dynamo Kyiv, posisi Vladyslav Vashchuk sebagai seorang bek tengah nomor satu nyaris tidak tergantikan. Di klub tersebut, pemain ini memenangkan sembilan gelar Liga Ukraina dan enam gelar Piala Ukraina. Selain bermain sebagai seorang bek tengah, Vashchuk juga terkadang diposisikan sebagai seorang sweeper. Total, ia mencetak sembilan gol dalam 237 penampilan bersama Dynamo Kyiv.


5. Oleksandr Shovkovskiy


Oleksandr Shovkovskiy layak menyandang predikat sebagai kiper Dynamo Kyiv dan timnas Ukraina terbaik sepanjang masa. Ia juga memegang rekor jumlah penampilan terbanyak pemain Dynamo Kyiv di Liga Eropa. Selain lincah dan cepat, Shovkovskiy juga dikenal sebagai penyelamat tendangan penalti yang tangguh. Sepanjang karirnya, ia rata-rata hanya kebobolan 0,6 gol dalam setiap pertandingan liga, sebuah catatan yang sangat bagus untuk seorang kiper.


4. Igor Belanov


Berposisi sebagai seorang gelandang menyerang, Igor Belanov merupakan salah satu legenda terbesar di persepakbolaan Ukraina. Pemain ini bergabung dengan Dynamo Kiev dari tahun 1985 hingga 1989, mencetak 39 gol dalam 121 pertandingan. Bersama Oleg Blokhin dan Oleksandr Zavarov, Belanov membentuk salah satu kombinasi lini tengah terkuat di Liga Eropa, membantu Dynamo Kyiv memenangkan dua gelar Liga Soviet dan satu trofi Piala Winners'. Prestasi individual terbaik Belanov adalah memenangkan penghargaan European Footballer of the Year tahun 1986.


3. Serhiy Rebrov


Dengan total 113 gol yang dicetaknya selama 11 tahun, Rebrov adalah top skorer kedua sepanjang masa Dynamo Kyiv. Duetnya bersama Andriy Shevchenko di akhir tahun 1990-an membuat Dynamo Kyiv menjadi salah satu klub paling disegani di Liga Champions. Selama karirnya, Rebrov membantu Kyiv meraih sembilan gelar Liga Ukraina dan tujuh trofi Piala Ukraina. Ia juga merupakan top skorer sepanjang masa Liga Ukraina, dengan total catatan 123 gol.


2. Andriy Shevchenko


Shevchenko hingga saat ini layak disebut sebagai pesepakbola Ukraina terpopuler sepanjang masa. Sebelum menjalani periode karir keemasan bersama AC Milan, ia terlebih dahulu bermain untuk Dynamo Kyiv dari tahun 1994 hingga 1999. Setelah 10 tahun bermain di luar Ukraina, Sheva kembali ke Dynamo Kyiv pada tahun 2009 dan mengakhiri karirnya di klub ini di tahun 2012. Sepanjang karirnya, ia dikenal sebagai seorang striker yang tajam, cepat, dan efektif dalam mencetak gol. Shevchenko mempersembahkan lima gelar Liga Ukraina dan tiga gelar Piala Ukraina, total mencetak 136 gol untuk klub ini.


1. Oleg Blokhin


Oleg Blokhin adalah sosok legendaris yang sering disebut sebagai pesepakbola Uni Soviet terbaik sepanjang masa. Dari segi statistik, Oleg Blokhin, ia juga merupakan yang terbaik dalam sejarah Dynamo Kyiv. Dengan catatan 266 gol dan 582 penampilan, Blokhin merupakan pemain dengan jumlah gol dan penampilan terbanyak untuk Dynamo Kyiv. Sepanjang 18 tahun bermain untuk klub ini dari tahun 1969 hingga 1987, Blokhin memenangkan delapan gelar Liga Soviet, dua trofi Piala Winners' dan satu trofi Piala Super Eropa. Tak hanya itu, ia juga memenangkan gelar European Footballer of the Year di tahun 1975 dan mencatat rekor sebagai top skorer sepanjang masa Liga Soviet.

15 Tim Underdog Paling Mengejutkan Dalam Sejarah Piala Dunia

Dalam sejarah turnamen Piala Dunia, selalu ada beberapa tim underdog alias tim non-unggulan yang menciptakan sejarah. Mereka berhasil melaju ke babak akhir turnamen tersebut dengan menyingkirkan tim-tim besar yang jauh lebih difavoritkan. Tak jarang, mereka juga mempertontonkan permainan yang sangat menarik untuk disaksikan.

Di artikel ini, IlmuBola menyajikan daftar 15 tim yang dianggap lemah dalam turnamen Piala Dunia, namun berhasil menciptakan kejutan besar. Contoh dari tim-tim ini antara lain adalah Kamerun dalam Piala Dunia 1990, Kroasia di Piala Dunia 1998, dan Korea Utara di Piala Dunia 1966. Manakah yang terbaik di antara mereka?


15. Amerika Serikat (1950)


Amerika Serikat tampil sebagai tim paling mengejutkan dalam turnamen Piala Dunia 1950 yang diadakan di Brazil. Berada satu grup dengan Spanyol, Inggris, dan Cili; mereka berhasil menaklukkan Inggris dengan skor tipis, 1-0. Gol tunggal Amerika Serikat dalam pertandingan tersebut dicetak oleh Joe Gaetjens, seorang penyerang kelahiran Haiti. Sayang, negera ini harus tersingkir di babak pertama karena kalah di dua pertandingan lain.


14. Aljazair (1982)

Rabah Madjer, andalan timnas Aljazair
Aljazair memang tersingkir di babak pertama Piala Dunia 1982, namun mereka berhasil membuat sebuah kejutan besar. Dipimpin oleh Rabah Madjer, salah satu pemain bola Afrika terbaik sepanjang masa, Aljazair berhasil mengalahkan Jerman Barat dengan skor 2-1 dan Cili dengan skor 3-2. Sayang, di klasemen akhir, mereka kalah selisih gol dari Jerman Barat dan Austria, walaupun ketiga negara tersebut mengumpulkan poin yang sama. 


13. Jerman Timur (1974)


Berbeda dengan negara tetangganya, Jerman Barat, Jerman Timur sama sekali tidak difavoritkan dalam Piala Dunia 1974. Tim ini tidak memiliki pemain-pemain bintang, bahkan sebelumnya belum pernah lolos ke putaran final Piala Eropa. Hebatnya, Jerman Timur berhasil tampil perkasa. Mereka berhasil menjadi juara Grup 1 dan menaklukkan Jerman Barat di Hamburg dengan skor 1-0. Langkah mereka terhenti di babak kedua ketika hanya berhasil menjadi peringkat ketiga di Grup A dan gagal lolos ke babak semifinal.


12. Cekoslovakia (1962)

Josef Masopust, bintang Cekoslovakia di Piala Dunia 1962
Timnas Cekoslovakia yang sama sekali tidak diunggulkan berhasil melaju hingga babak final dalam Piala Dunia 1962 yang diselenggarakan di Cili. Tampil hanya mengandalkan kebintangan Josef Masopust, mereka berhasil mencetak kejutan di babak pertama dengan mengalahkan Spanyol dan menahan imbang Brazil tanpa gol. Mereka kembali mencetak kejutan dengan mengalahkan Uni Soviet di babak perempat final dan Yugoslavia di babak final. Sayang, di partai final negara ini takluk dari Brazil dengan skor 3-1, walaupun sempat unggul 1-0 terlebih dahulu.


11. Bulgaria (1994)

Stoickhov, top skorer Piala Dunia 1994
Sebagai tim yang sama sekali tidak diunggulkan, Bulgaria berhasil tampil gemilang di Piala Dunia 1994. Tim ini tak hanya berhasil finish di peringkat keempat, namun juga menempatkan pemainnya, Hristo Stoickhov, sebagai top skorer turnamen. Bulgaria mengawali start di kompetisi ini dengan buruk ketika dibantai Nigeria dengan skor 3-0. Mereka berhasil bangkit di dua pertandingan selanjutnya setelah menaklukkan Argentina dan Yunani dengan skor telak. Kejutan besar kembali dibuat oleh tim ini di babak perempat final ketika menaklukkan tim favorit Jerman dengan skor 2-1.


10. Ghana (2010)


Seandainya Luis Suarez tidak melakukan handsball kontroversial, Ghana mungkin sudah membuat sejarah sebagai tim Afrika pertama yang melaju ke babak semifinal Piala Dunia. Walaupun tidak bisa dibilang sebagai tim lemah, Ghana membuat beberapa kejutan di turnamen Piala Dunia 2010, termasuk ketika mengalahkan Serbia dengan skor 1-0. Dipimpin oleh Asamoah Gyan, mereka nyaris saja melaju ke babak final jika saja bola yang nyaris masuk ke gawang Uruguay tidak ditangkap secara sengaja oleh Luis Suarez.


9. Turki (2002)

Hakan Sukur, striker Turki di Piala Dunia 2002
Walaupun lawan-lawan yang dihadapinya di Piala Dunia 2002 terbilang ringan, keberhasilan Turki menjadi juara ketiga dalam turnamen ini tetap menjadi sebuah kejutan karena mereka berhasil mengalahkan dua tuan rumah turnamen ini. Hal ini cukup wajar, mengingat Turki sering dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan tim-tim besar Eropa lainnya seperti Inggris, Italia, dan Spanyol. Perjalanan Turki di turnamen ini terbilang mulus. Mereka menjadi runner-up di babak pertama Grup C, berturut-turut menaklukkan tuan rumah Jepang dan tim kejutan Senegal sebelum ditaklukkan Brazil di babak semifinal. Dalam pertandingan perebutan tempat ketiga, mereka berhasil mengalahkan tuan rumah Korea Selatan dengan skor tipis, 3-2.


8. Nigeria (1994)

Penampilan Nigeria di Piala Dunia 1994 benar-benar menghibur. Tim ini diisi oleh banyak pemain berteknik tinggi, seperti Daniel Amokachi, Finidi George, dan Rashidi Yekini. Mereka bahkan berhasil tampil sebagai juara grup di babak pertama, di atas Bulgaria, Argentina, dan Yunani. Di babak 16 besar, mereka nyaris saja menyisihkan Italia ketika terlebih dulu unggul 1-0 melalui gol Emmanuel Amuneke. Sayang, dua gol Roberto Baggio, masing-masing di menit ke-88 dan di extra-time membuat Nigeria harus tersingkir dari turnamen ini.


7. Maroko (1986)

Selain gol tangan Tuhan Maradona, hal lain yang paling mengejutkan dalam Piala Dunia 1986 adalah penampilan gemilang timnas Maroko. Negara ini berhasil keluar sebagai peringkat pertama Grup F, dengan menahan imbang Inggris dan Polandia serta mengalahkan Portugal dengan skor 3-1. Di babak kedua, mereka juga tampil sangat tangguh dan disiplin, membuat Jerman Barat harus bekerja sangat keras untuk menaklukkan mereka melalui gol tunggal Lothar Matthaus di menit ke-87.


6. Saudi Arabia (1994)

Sami Al-Jaber
Piala Dunia 1994 memang penuh kejutan. Selain penampilan tak terduga dari Nigeria dan Bulgaria, Saudi Arabia juga menjadi tim underdog yang bermain gemilang. Mereka berhasil lolos ke babak kedua setelah tampil meyakinkan di Grup F dengan mengalahkan Maroko dan Belgia. Walaupun langkah mereka langsung dihentikan oleh Swedia, Saudi Arabia berhasil membuktikan bahwa sepakbola Asia sama sekali tak bisa dipandang sebelah mata. Dalam turnamen ini, beberapa pemain Saudi Arabia seperti Sami Al-Jaber, Saeed Al-Owairan, dan Fuad Amin dipuji habis-habisan karena dianggap tampil gemilang.


5. Senegal (2002)

El Hadji Diouf
Dunia sepakbola sempat gempar ketika Senegal berhasil mengalahkan juara bertahan Perancis di partai pembukaan Piala Dunia 2002. Kehebatan tim asuhan Bruno Metsu ini tak terhenti begitu saja, karena mereka berhasil lolos ke babak kedua dengan status sebagai runner-up Grup A. Di babak kedua, mereka kembali membuat kejutan dengan menaklukkan Swedia 2-1. Senegal bahkan nyaris lolos ke babak semifinal, sayang mereka kalah dari Turki 1-0 berkat gol semata wayang İlhan Mansız pada masa extra-time.


4. Kroasia (1998)

Davor Suker
Walaupun pada Piala Dunia 1998 Kroasia diisi oleh pesepakbola berbakat seperti Zvonimir Boban dan Davor Suker, tak ada yang menyangka mereka akan berhasil melaju hingga babak semifinal. Lolos ke babak kedua dengan status sebagai runner-up Grup H, Kroasia membuat kejutan besar ketika menaklukkan Jerman di babak perempat final dengan skor telak, 3-0. Mereka bahkan nyaris mengalahkan tuan rumah Perancis di babak semifinal, sayang dua gol dari Lilian Thuram membuyarkan impian mereka. Di akhir turnamen, Kroasia berhasil menduduki peringkat ketiga dan striker mereka, Suker, berhasil menjadi top skorer.


3. Korea Utara (1966)

Tak hanya mengejutkan, penampilan Korea Utara di Piala Dunia 1966 berhasil membanggakan seluruh publik Asia sekaligus mempermalukan tim Italia. Tim ini tampil gemilang di babak pertama, secara tak terduga mengalahkan Italia dengan skor 1-0 berkat gol Pak Doo-ik. Mereka pun berhak lolos ke babak perempatfinal dengan status sebagai runner-up grup. Timnas Korea Utara nyaris lolos ke babak semifinal, saat mereka unggul 3-0 terlebih dahulu atas Portugal. Sayang, penampilan gemilang dari Eusebio yang mencetak empat gol berhasil membalikkan keadaan, membantu Portugal menaklukkan Korea Utara dengan skor 5-3.


2. Korea Selatan (2002)


Walaupun berstatus sebagai tuan rumah, keberhasilan Korea Selatan mencapai babak semifinal Piala Dunia 2002 tetaplah merupakan suatu kejutan. Tim ini dianggap sebagai tim underdog ketika berhadapan dengan negara-negara kuat seperti Portugal, Spanyol, dan Italia. Hebatnya, Korea Selatan berhasil menaklukkan ketiga negara tersebut secara dramatis. Langkah tim ini terhenti di babak semifinal ketika takluk dari Jerman dengan skor 1-0. Pemain-pemain seperti Lee Won-jae, Ahn Jung-hwan, dan Park Ji-sung dianggap sebagai kunci kesuksesan utama penampilan gemilang Korea Selatan di Piala Dunia 2002.


1. Kamerun (1990)


Tak sekedar mengejutkan, Kamerun menyajikan permainan yang sangat atraktif di Piala Dunia 1990. Mereka mengawali langkahnya di turnamen ini dengan menaklukkan juara bertahan Argentina 1-0 di partai pembuka. Tim ini kembali tampil luar biasa ketika mengalahkan Rumania dan Kolombia yang notabene lebih diunggulkan. Di babak perempat final, mereka nyaris menyingkirkan Inggris jika saja Gary Lineker tidak mencetak dua gol tendangan penalti yang membalikkan keadaan. Tak hanya itu, penampilan gemilang Roger Milla yang mencetak empat gol dalam turnamen ini dianggap sebagai penampilan terbaik pemain Afrika dalam sejarah Piala Dunia.

16 Pesepakbola Olympique Lyonnais Terbaik Dalam Sejarah

Dalam 15 tahun terakhir, Olympique Lyonnais bisa disebut sebagai klub tersukses di Liga Perancis. Klub ini memenangkan gelar juara Ligue 1 tujuh musim berturut-turut, sebuah prestasi yang sulit disamai oleh klub manapun di dunia sepakbola. Tak hanya itu, Lyon juga membina banyak pemain menjadi seorang bintang, seperti Hugo Lloris, Michael Essien, Sidney Govou, Juninho Pernambucano, Karim Benzema, dan masih banyak lagi.

Dalam artikel ini, kami akan menyajikan daftar 16 pesepakbola terbaik yang pernah bermain untuk Lyon. Tak hanya berasal dari generasi emas Lyon dalam dekade pertama tahun 2000-an, ada juga pemain yang berasal dari generasi terdahulu, seperti Fleury Di Nallo, Raymond Domonech, dan Serge Chiesa.

16. Michael Essien


Michael Essien berkolaborasi dengan Juninho, Mahamadou Diarra, dan Edmilson dalam memperkuat lini tengah Lyon pada periode 2003-2005. Walaupun hanya dua tahun bermain untuk klub ini, Essien menunjukkan performa yang menawan dan berkesan. Ia membantu timnya memenangkan dua gelar Liga Perancis sekaligus dianugerahi penghargaan 2005 UNFP Ligue 1 Player of the Year. Karirnya yang cemerlang bersama Lyon membuatnya ditransfer oleh Chelsea dengan nilai 24,4 juta poundsterling.


15. Lisandro López


Lisandro Lopez adalah striker andalan Lyon yang bermain dari tahun 2009 hingga 2013. Ia dibeli dari Porto untuk menggantikan Karim Benzema yang pindah ke Real Madrid. Lopez menunjukkan performa yang bagus sejak musim pertamanya bersama Lyon, dan selama tiga tahun karirnya di klub tersebut, ia memenangkan satu gelar Coupe de France. Sama seperti Michael Essien, Lopez juga memenangkan penghargaan UNFP Player of the Year di tahun 2010.


14. Kim Källström


Kim Kallstrom adalah seorang playmaker yang dianggap sebagai salah satu pesepakbola Swedia terbaik sepanjang masa. Ia bergabung dengan Lyon di tahun 2006, dibeli dari Rennes. Selama enam tahun bermain untuk Lyon, Kallstrom memenangkan dua gelar Ligue 1 dan dua Coupe de France. Kallstrom dikenal sebagai seorang gelandang tengah yang sangat komplit. Ia memiliki passing akurat, kreatif, dan juga mampu bertahan dengan baik.


13. Raymond Domenech


Raymon Domenech bergabung dengan Lyon dalam periode 1969-1977. Ia berposisi sebagai seorang bek sayap dan mempersembahkan satu trofi Coupe de France untuk klubnya pada tahun 1973. Selama delapan tahun bermain untuk Lyon, ia bermain dalam 255 pertandingan dan mencetak sepuluh gol. Sepanjang karirnya, ia juga delapan kali mewakili negaranya dalam pertandingan internasional. Setelah pensiun, Domenech sempat menjadi pelatih Lyon selama empat tahun, dari 1989 hingga 1993. 


12. Hugo Lloris


Hugo Lloris bergabung dengan Lyon di tahun 2008, menggantikan peran kiper legendaris Gregory Coupet. Ia tampil gemilang sejak musim perdananya, dan tiga kali terpilih sebagai Ligue 1 Goalkeeper of the Year selama bermain untuk Lyon. Di musim 2009-10, Lloris bahkan mencatat delapan clean sheets berturut-turut. Penampilan gemilangnya membuat ia dipinang oleh Tottenham Hotspur pada tahun 2012 dengan nilai transfer 10 juta poundsterling.


11. Mahamadou Diarra


Diarra adalah penyeimbang lini tengah Lyon. Ia bergabung dengan klub ini dari tahun 2002 hingga 2006, memenangkan empat gelar Ligue 1. Kolaborasinya dengan Michael Essien dianggap sebagai salah satu kombinasi gelandang bertahan terbaik dalam sejarah Liga Perancis. Selama empat tahun bermain untuk Lyon, Diarra tampil dalam 123 pertandingan dan mencetak tujuh gol. Ia pindah ke Real Madrid pada tahun 2007 dengan nilai transfer 40 juta Euro.


10. Sonny Anderson


Sonny Anderson adalah salah satu pemain pertama yang merintis generasi emas Lyon. Ia bermain untuk klub ini dalam periode 1999-2003, memenangkan dua gelar Ligue 1 dan dua kali menjadi top skorer kompetisi ini. Tak hanya memiliki skill dribbling yang bagus, Sonny Anderson juga dikenal sebagai seorang pencetak gol yang efisien. Selama empat tahun bermain untuk Olympique Lyonnais, Anderson mencetak 71 gol dalam 110 pertandingan liga.


9. Anthony Réveillère


Selama sepuluh tahun bermain untuk Lyon dari 2003 hingga 2013, posisi Anthony Reveillere sebagai bek kanan nomor satu klub ini nyaris tidak tergantikan. Ia memiliki kontribusi besar dalam mempersembahkan lima gelar Ligue 1 dan dua trofi Coupe de France untuk klubnya. Sebagai seorang defender, Reveillere selalu menunjukkan performa yang solid dan stabil. Ia memiliki stamina tinggi dan cukup rajin maju ke depan untuk membantu penyerangan.


8. Florent Malouda


Selain Franck Ribery, Florent Malouda adalah gelandang Perancis paling sukses dalam satu dekade terakhir. Ia melalui periode karir yang gemilang bersama Lyon dan Chelsea, memenangkan berbagai kompetisi domestik maupun internasional. Winger lincah asal Perancis ini bermain untuk Lyon dari tahun 2003 hingga 2007, memenangkan empat gelar Ligue 1. Selama berkarir di klub ini, Malouda mencetak 25 gol dalam 138 penampilan.


7. Karim Benzema


Benzema adalah striker paling menonjol yang pernah bermain untuk Lyon dalam dua dekade terakhir. Ia merupakan pemain yang dilahirkan oleh Lyon Youth Academy, mengawali karirnya di tahun 2004. Periode terbaik dalam karirnya bersama klub ini terjadi di musim 2007-08, di mana ia membantu klubnya menjuarai Ligue 1 sekaligus menjadi top skorer kompetisi tersebut dengan 30 gol. Sepanjang karirnya, Benzema dikenal sebagai seorang striker dengan kemampuan dribbling, kontrol bola, dan finishing yang luar biasa.


6. Bernard Lacombe

Bernard Lacombe merupakan seorang striker Perancis yang bergabung bersama Lyon dalam periode 1969-1978. Selama sembilan tahun bermain untuk klub tersebut, ia mencetak 153 gol dalam 274 penampilan. Tak hanya itu, Lacombe juga mempersembahkan satu trofi Piala Perancis di tahun 1973. Sama seperti Raymond Domenech, Lacombe juga sempat menjadi manajer Lyon setelah pensiun. Ia memegang jabatan tersebut selama empat tahun, dari 1996 hingga 2000.


5. Fleury Di Nallo

Dengan catatan 222 gol, Fleury Di Nallo adalah top skorer Lyon sepanjang masa. Striker asal Perancis ini bermain untuk Lyon dalam periode 1960-1974. Musim pertamanya di klub ini berjalan dengan spektakuler, di mana Di Nallo berhasil mencetak tiga hattrick dan tiga quattrick dalam turnamen Piala Perancis. Oleh suporter klub ini, Di Nallo dijuluki sebagai "Pangeran Kecil dari Garland." Sepanjang karirnya, Di Nallo mempersembahkan tiga trofi Piala Perancis untuk Lyon. 


4. Serge Chiesa

Serge Chiesa adalah pemain dengan jumlah penampilan terbanyak sepanjang masa untuk Lyon, total tampil dalam 541 pertandingan. Playmaker asal Perancis ini menghabiskan seluruh 14 tahun karirnya sebagai pesepakbola profesional bermain untuk Olympique Lyon. Ia dikenal karena kemampuan dribblingnya yang luar biasa, konon lebih hebat dari Michel Platini. Selama bermain untuk Lyon, Chiesa memenangkan satu trofi Coupe de France di tahun 1973.


3. Grégory Coupet


Coupet bergabung dengan Lyon di tahun 1997, di transfer dari klub rival, Saint-Etienne. Selama 11 tahun bermain untuk klub ini, posisinya sebagai kiper nomor satu tim nyaris tidak tergantikan. Coupet berkontribusi besar dalam membantu Lyon memenangkan tujuh gelar Ligue 1 berturut-turut. Ia juga dua kali dianugerahi penghargaan Ligue 1 Keeper of the Year pada tahun 2004 dan 2005. Total, Coupet bermain untuk Lyon dalam 518 pertandingan Ligue 1.


2. Sidney Govou


Dari segi loyalitas dan skill individu, Sidney Govou sangat layak disebut sebagai salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa yang pernah bermain untuk Lyon. Ia dibina secara langsung oleh Lyon Youth Academy dan mengawali debutnya untuk klub ini di tahun 2000. Selama 10 tahun bermain untuk Lyon, Govou mempersembahkan tujuh gelar Ligue 1.  Winger asal Perancis ini juga dikenal sebagai pemain yang memiliki stamina dan teknik luar biasa.


1. Juninho Pernambucano


Juninho Pernambucano adalah seorang seniman di dunia sepakbola. Tak hanya dikenal sebagai seorang playmaker yang hebat, Juninho juga memperoleh reputasi sebagai eksekutor tendangan bebas terbaik dalam sejarah sepakbola. Akurasi tendangan bebasnya mencapai 97%, angka yang hingga kini belum bisa ditandingi oleh pemain mana pun. Selama delapan tahun bermain untuk Lyon dari 2001 hingga 2009, Juninho memenangkan tujuh gelar Ligue 1. Ia juga dianugerahi gelar UNFP Ligue 1 Player of the Year musim 2005-06.